CIANJURUPDATE.COM – Merek Tupperware, yang telah lama dikenal sebagai andalan di dapur, tengah menghadapi masa sulit akibat penurunan penjualan dalam beberapa tahun terakhir.
Meskipun begitu, Tupperware memiliki sejarah panjang dan menarik dalam industri peralatan rumah tangga.
Nama perusahaan ini berasal dari Earl Tupper, seorang ahli kimia yang menemukan wadah plastik pertama dari limbah polietilen yang dihasilkan dari proses penyulingan minyak di pabrik DuPont pada tahun 1940-an.
Earl Tupper mulai memproduksi massal wadah-wadah tersebut dalam berbagai warna, dengan tujuan membantu keluarga menghemat makanan.
Namun, produk ini awalnya kurang diminati di toko-toko besar, sehingga Tupper mengubah strategi pemasarannya.
Atas saran Brownie Wise, Tupper memperkenalkan konsep “pesta Tupperware,” di mana calon pelanggan dapat mencoba langsung produk-produk yang ditawarkan. Teknik ini sukses besar, meningkatkan penjualan secara signifikan.
BACA JUGA: Semarak Porseni “Creative Ultimate” di Cianjur, Liburan Produktif Bagi Pelajar SMA
Brownie Wise, yang kemudian menjadi wakil presiden Tupperware Parties Inc., juga berperan dalam menciptakan “Tupper Seal,” tutup wadah yang kedap udara dan anti bocor, yang menjaga makanan tetap segar.
Inovasi ini menjadi salah satu kunci keberhasilan Tupperware.
Pada tahun 1958, Earl Tupper menjual bisnisnya kepada Rexall Drugs, yang sekarang dikenal sebagai Dart Industries, seharga 16 juta USD.
Kepemilikan baru ini memperluas bisnis Tupperware hingga ke Eropa, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan, dengan perkembangan yang pesat.
Pada tahun 1970-an, perusahaan ini memperkenalkan produk-produk baru seperti Shape-O Toy, mainan edukatif berwarna cerah, yang mendorong penjualan hingga mencapai setengah miliar dolar pada tahun 1976.
Setelah pendiri Tupperware meninggal dunia pada tahun 1983, Dart Industries dan Kraft Inc. memutuskan untuk memisahkan diri, menjadikan Premark International sebagai pemilik baru Tupperware pada tahun 1986.
BACA JUGA: Perusahaan JD.id bangkrut, Manajemen Ungkapkan Alasan dan Nasib Pegawai
Meski muncul banyak pesaing di pasar, Tupperware terus berinovasi, terutama pada tahun 1990-an, yang membuat penjualan mereka kembali meningkat.
Pada tahun 1996, Premark memutuskan untuk memisahkan Tupperware sebagai entitas independen yang terdaftar di Bursa Efek New York.
Selama pandemi COVID-19, Tupperware kembali mengalami lonjakan penjualan karena banyak orang Amerika yang mulai memasak di rumah.
Namun, setelah pandemi mereda, perusahaan ini menghadapi tantangan besar, termasuk persaingan ketat dari produk-produk penyimpanan makanan lain seperti Rubbermaid dan GladWare.
Pada tahun 2023, saham Tupperware terus merosot, dengan laporan keuangan yang tertunda dan pelanggaran kewajiban kredit.
Pada September 2024, Bloomberg News melaporkan bahwa Tupperware bersiap untuk mengajukan kebangkrutan, namun perusahaan ini berencana untuk tetap menjual produknya selama proses tersebut berlangsung.
BACA JUGA: Kisah Pengibaran Bendera Merah Putih di Polres Cianjur Tahun 1945, Sejarah yang Tak Boleh Dilupakan
Perjalanan panjang Tupperware, dari inovasi dapur hingga menghadapi tantangan besar di era modern, menjadi bukti bagaimana sebuah merek legendaris harus terus beradaptasi di tengah persaingan yang ketat.