CIANJURUPDATE.COM – Setiap Hari Jadi Cianjur, selalu ada pawai Kuda Kosong yang meramaikannya, tapi banyak yang belum tahu sejarah di balik budaya itu.
Sejarah pawai Kosong berawal sejak lama dan terus dilestarikan hingga kini, tetapi masih saja ada orang yang belum mengetahuinya.
Untuk mengetahui sejarah pawai Kuda Kosong lebih dalam, simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Pawai kuda kosong di Cianjur adalah warisan budaya yang memiliki nilai seni tinggi dan tidak mengandung unsur mistis.
BACA JUGA: Terungkap! Bukan Hilang, Tugu Kuda Kosong Cianjur Alami Nasib Tragis Ini
Tradisi ini telah ada sejak abad ke-17, bertepatan dengan berdirinya Kabupaten Cianjur.
Hingga kini, pawai kuda kosong tetap lestari dan menjadi simbol kelestarian budaya lokal.
Kuda kosong ini dipercaya ditunggangi oleh Eyang Surya Kencana yang tidak kasat mata.
Sejarah mencatat, pawai ini terkait erat dengan hubungan antara Cianjur dan Kesultanan Mataram.
BACA JUGA: Kuda Kosong Jadi Daya Tarik Helaran Seni Budaya Cianjur
Pada masa lalu, Cianjur memberikan upeti kepada Mataram sebagai tanda penghormatan, menggambarkan perjuangan dan keberanian masyarakat Cianjur dalam mempertahankan identitas mereka.
Kuda kerajaan yang dihadiahkan untuk Cianjur hanya dituntun sebagai bentuk rasa hormat, menunjukkan pentingnya adat dan kesopanan dalam interaksi antarbangsa.
Tradisi pawai kuda kosong dilaksanakan untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Cianjur atau kemerdekaan Indonesia.
Dalam perayaannya, nilai-nilai seni dan pelestarian budaya sangat ditekankan.
BACA JUGA: Tebing 50 Meter di Pasirkuda Longsor, Jalur Air Warga Tertutup
Pawai ini menjadi momentum penting untuk menghargai kemerdekaan dan memupuk rasa persatuan di antara masyarakat.
Pawai kuda kosong bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana untuk memperkenalkan dan melestarikan warisan budaya kepada generasi mendatang.
Tradisi ini tidak hanya mengingatkan pada sejarah masa lalu, tetapi juga memperkuat rasa cinta tanah air dan kebersamaan.
Dengan mengedepankan nilai-nilai kebangsaan, pawai kuda kosong menjadi bukti nyata bahwa budaya lokal Cianjur masih terjaga dan dihargai hingga kini.