CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Satgas Penanganan dan Percepatan Covid-19 Kabupaten Cianjur mengungkapkan, selama pandemi berlangsung, sudah ada 1.081 anak dan remaja di Cianjur yang terpapar Covid-19.
Bahkan, saat ini dikhawatirkan potensinya akan lebih besar, karena Covid-19 varian Delta lebih rentan menyebar pada anak dengan usia antara 0-18 tahun.
“Kasus Covid-19 terhadap anak sebelumnya di Cianjur sudah mencapai 1.081, itu data kasus lama,” ujar Jubir Satgas Penanganan dan Percepatan Covid-19 Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal kepada Cianjur Update, Senin (28/6/2021).
Ia menyebut, paparan Covid-19 pada anak-anak dan remaja didominasi dengan tanpa gejala. Sehingga sangat membutuhkan penanganan yang intensif.
“Kasus pada anak kebanyakan OTG dan hanya beberapa kasus dengan gejala ringan,” jelasnya.
Namun, ia memastikan kasus varian Delta belum ada di Cianjur. Selain itu, ia mengaku belum merekap pasti data baru kasus Covid-19 pada anak.
“Varian Delta belum ada di Cianjur. Kalau data kasus anak saya masih melakukan rekapitulasi datanya,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, dalam laporan “Update Data Nasional dan Analisis Kasus Covid-19 pada Anak-anak” per 24 Juni 2020 yang dikeluarkan oleh Satgas Penanganan Covid-19, proporsi yang terpapar di kelompok usia anak cukup besar.
Kondisi ini perlu mendapat perhatian sangat serius dari para orang tua, tenaga pendidik, dan juga kalangan remaja.
Dari total kasus Covid-19 di Indonesia, sebanyak 12,6 persen (250 ribu) berasal dari kelompok usia anak.
Proporsi terbesar berada pada kelompok usia 7-12 tahun (28,02 persen), diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun (25,23 persen) dan 13-15 tahun (19,92 persen).
Namun, berdasarkan persentase angka kematian, yang tertinggi justru berada pada kelompok umur 0-2 tahun (0,81 persen), diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun (0,22 persen), dan 3-6 tahun (0,19 persen).
Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menunjukkan rawannya penularan virus Covid-19 pada kelompok usia anak.
Ketua Umum IDAI Prof. Dr. Aman B. Pulungan memaparkan, sebanyak 1 dari 8 kasus Covid-19 adalah anak-anak.
“Dari jumlah kasus itu, sebanyak 3-5 persen di antaranya meninggal dunia, dan separuhnya adalah balita,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur dr Teni Hernawafi mengungkapkan, pemenuhan gizi sangat diperlukan untuk menghindari paparan Covid-19.
“Sangat perlu orang yang memiliki gangguan dan masalah gizi membuat imunitas rendah. Kalau imunitas mau bagus maka gizi harus baik,” kata dia kepada wartawan, Jumat (25/6/2021).
Dinkes Kabupaten Cianjur, kata Teni, terus mendukung pemenuhan gizi anak. Mengingat di Jawa Barat sudah banyak anak yang terpapar Covid-19.
“Iya, harus pemenuhan gizi anak menentukan anak menjadi cerdas termasuk pola asuh juga berpengaruh,” ucap Teni.
Pihak terus berupaya menyosialisasikan kepada masyarakat tentang pemenuhan gizi anak dan keluarga. Termasuk membantu penambahan gizi masyarakat.
“Kita lakukan edukasi tentang gizi, penambahan gizi bagi yang kurang dan gizi buruk. Sosialisasi juga soal Pedoman Gizi Seimbang (PGS),” tandasnya.(afs/sis)