Seorang Kepala Puskesmas di Cianjur Diduga Terlibat Kasus Asusila dengan Anak Sekolah
“Tadinya, saya mau selesai secara kekeluargaan. Karena saya juga masih punya rasa kemanusiaan, memikirkan juga bagaimana nasibnya kalau ini sampai ramai di luar. Saya pun tadinya berharap pihak sana bisa kooperatif, mau menyelesaikan secara kekeluargaan saja. Tidak perlu sampai ramai-ramai,” terangnya.
SL Sampai Mengungsi dan Berhenti Sekolah
Kuswandi mengaku, harus mengungsikan anaknya ke Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, demi menjaga psikologis anaknya. Bahkan, SL sampai berhenti sekolah karena takut jadi pergunjingan.
“Kalau masih di Cianjur, takutnya nanti psikologi anak saya terganggu akibat omongan tetangga. Anak saya juga sampai berhenti sekolah karena takut jadi pergunjingan dan kena DO pihak sekolah,” ujarnya melalui sambungan telepon.
Ia mengatakan, karena AM tidak ada itikad baik untuk menyelesaikan masalah, maka pihak keluarga ingin melaporkan AM ke lembaga terkait. Mengingat status AM yang seorang ASN serta mengepalai salah satu Puskesmas di Cianjur.
Pihaknya juga berencana untuk meminta bantuan kepada Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Cianjur untuk berkonsultasi terkait langkah apa yang bisa mereka tempuh ke depannya.
“Karena sampai saat ini tidak ada tanggung jawab, maka saya akan sempatkan waktu untuk bertemu dengan P2TP2A. Rencananya untuk berkonsultasi langkah apa ke depan yang bisa kami tempuh,” tutupnya.
P2TP2A Tanggapi Dugaan Kasus Asusila Terhadap Anak Sekolah
Terpisah, Ketua P2TP2A Kabupaten Cianjur, Lidya Indayani Umar, menanggapi perihal adanya dugaan kasus asusila antara anak sekolah dan salah satu kepala Puskesmas yang ada di Cianjur.