CIANJURUPDATE.COM – Serangan siber Ransomware telah mengguncang Pusat Data Nasional Sementara (PDNS), berdampak signifikan pada 210 instansi pusat dan daerah di Indonesia. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, mengungkapkan betapa seriusnya dampak serangan ini terhadap layanan publik.
“Saat ini kami melakukan migrasi data-datanya. Harusnya bisa dipercepat apabila ada koordinasi antara tenan dengan penyedia layanannya,” ujar Semuel di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat.
Baca Juga: Fakta Terungkap: Video Viral Jemaah Haji Meninggal di Makkah Ternyata Bukan dari Indonesia!
Beberapa instansi yang sudah mulai memulihkan operasionalnya termasuk Ditjen Imigrasi Kemenkumham dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves). “Kota Kediri juga sudah on, yang lainnya lagi dalam proses,” tambahnya.
Semuel menegaskan bahwa serangan siber ini sangat merugikan, terutama bagi Ditjen Imigrasi yang langsung berhubungan dengan masyarakat. “Ada 210 tadi, rinciannya banyak sekali. PUPR juga kena dan sedang proses migrasi juga,” kata Semuel.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan setelah mengetahui insiden di PDNS Surabaya pada 20 Juni 2024. “Kami langsung mengerahkan tim ke lokasi untuk membantu Kominfo dan Telkom Sigma yang mengelola PDNS,” jelas Hinsa.
“Data-data ini disimpan di pusat data sementara. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembangunan data internasional, pusat data nasional yang sekarang masih belum selesai. Jadi karena kebutuhan untuk proses bisnis, proses jalannya pemerintahan, maka dibuatlah oleh Kominfo pusat data sementara yang ada di Jakarta dan di Surabaya,” lanjut Hinsa. “Yang mengalami insiden ini adalah pusat data sementara yang berada di Surabaya.”
Baca Juga: Siapa Abdullah Sekumpul? Profil Lengkap Suami Soibah yang Viral di TikTok
Hinsa mengonfirmasi bahwa serangan siber tersebut menggunakan Ransomware jenis Brain Cheaper, pengembangan terbaru dari Ransomware lockbit 3.0. “Ini yang terbaru yang setelah kami lihat dari sampel yang sudah dilakukan sementara oleh forensik dari BSSN. Tentu ini perlu kami ketahui supaya bisa mengantisipasi di tempat kejadian yang lain,” ujarnya.***