CIANJURUPDATE.COM, Ciranjang – Siswi SMK yang sedang praktik kerja industri (prakerin) atau PKL disuruh buka baju oleh bos sebuah perusahaan di Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur.
Bukan hanya satu ternyata ada siswi lainnya yang berbeda sekolah menerima perlakuan tak wajar. Bahkan seorang siswi sebut saja Mawar (nama samaran) tampak seperti ketakutan.
Ketika diajak bicara dengan Cianjur Update, Mawar mulanya hendak buka suara tentang apa yang dialaminya saat prakerin bulan Juli 2021 lalu.
Namun belum juga berbicara, ia tampak seprerti tertekan dan mengurungkan untuk bercerita. “Gak jadi, suka ingin nangis kalau ngingetnya,” ujarnya.
Mawar dan Bunga saling mengenal meskipun berbeda sekolah. Mereka pun tampak saling mengetahui apa yang mereka alami saat prakerin.
Bunga memilih angkat bicara tentang perlakuan bos perusahaan di Ciranjang itu. Ia bercerita, kejadian itu ia terima saat di-interview di awal prakerin.
Saat itu, satu per satu siswi dipanggil oleh H selaku bos perusahaan ke ruangannya. Di sanalah kejadian tak mengenakan terjadi.
“Waktu interview itu masuk ke dalam ruangan satu-satu, disuruh buka baju buka kerudung. Saya nurut karena saya sudah merasa tertekan dan takut tidak ada tempat PKL (prakerin) lagi,” tuturnya.
Saat akhir interview, si pemilik perusahaan itu kemudian meminta agar Bunga tidak menceritakan kepada siapa pun tentang hal tersebut.
“Pas pertanyaan terakhir dari pelaku bilang jangan dibilang-bilang sama siapa-siapa, cukup aa sama kamu gitu yang tau,” tambahnya sembari mencontohkan.
Lanjut Bunga, Mawar bercerita kepadanya bahwa dia didekap dari belakang oleh H hingga membuat dirinya kaget dan ketakutan.
“Waktu itu sih dia cerita sambil nangis kalau dipeluk dari belakang, dia juga takut dan nyuruh cerita ini jangan dikasih tau orang lain,” ucapnya.
Ia mengaku tak nyaman setelah kejadiaan itu dan selalu terbayang apa yang dilakukan sang pemilik perusahaan. Menurutnya, teman prakerin yang lain pun merasakan hal yang sama.
“Waktu beberapa hari PKL kita udah gak nyaman sama dia, pengen keluar. Dari sekolah lain juga ada yang sudah pindah tapi bingung mau cari dimana lagi,” ucapnya.
Akhirnya, Bunga pun membuka suara tentang apa yang terjadi. Pihak sekolah pun menarik siswinya yang prakerin di sana.
“Setelah PKL kurang lebih satu bulan. Sebelumnya kita juga sudah merasakan tidak nyaman, akhirnya kita bicarakan masalah itu ke wali kelas. Besoknya pihak sekolah langsung datang ke tempat PKL mencabut dan dipindahkan PKL-nya,” ujarnya.
Sementara itu H selaku pemilik perusahaan menjelaskan alasannya melakukan interview seperti itu. Ia berdalih mengingatkan para siswi.
“Jadi intinya apapun siap, yakin siap? Ngelakuin apa aja coba buka kerudung, nah kata-kata itu sih. Pas diiniin ya ujung-ujungnya saya ngingetin pokonya nanti kalah udah keluar sekolah harus bener-bener konsen dengan pertanyaan kaya gitu. Jangan sampe apapun diikutin,” tuturnya.
H mengatakan bahwa siswi PKL yang disuruh buka baju hanya satu orang. Selain itu tidak ada kontak fisik antara ia dan siswi yang sedang praktik.
“Kalau yang sebelumnya itu gaada kejadian kaya gitu. Kalau yang sebelumnya sama sekali gak diinterview. PKL-nya ada yang 3-4 bulan. Itu yang pernah diinterview kemudian sampe buka baju itu cuma satu orang. Kalau yang kerudung itu dua orang. Gak pernah melakukan perabaan juga,” bantahnya.
H mengaku melakukan hal itu tujuannya untuk mengingatkan jangan sampai apapun yang disuruh gampang dilakukan. Namun ia pun mengakui kesalahannya.
“Cuma salahnya saya kenapa, gak ibaratnya kalo mau buka kerudung atau buka baju yaudah stop gitu. Kenapa gak pas mau buka saya stop gitu,” ujarnya.
“Jadi ngeliat orangnya gitu bener-bener nurut apa ngga. Tapi ujung-ujungnya saya ngingetin juga yang tadi itu. Ke depannya suatu saat nanti kerja kalau ada yang nyuruh gitu di luar yang berkaitan dengan kerjaan jangan diikutin,” terangnya.
Kejadian tersebut akhirnya sampai di telinga pihak sekolah yang menitipkan siswinya prakerin di sana. H pun mengaku mendapat teguran dari pihak sekolah yang membawa kembali para siswinya
Beberapa waktu lalu, perwakilan salah satu sekolah pun datang ke tempat percetakan tersebut untuk menarik kembali siswanya dan menegur H.
“Dari pihak sekolah juga datang narik siswa juga. Kalau dipindahin atau gimananya saya kurang tau jadi yang PKL udah gitu dicabut. Pihak sekolah tahu kejadian ini makanya dicabut. Jelas saya kena teguran,” bebernya.(*)