CIANJURUPDATE.COM, Sukaluyu – Musyawarah Desa (Musdes) Sukaluyu, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, pada Kamis (25/06/2020) lalu berakhir ricuh. Ketua Karang Taruna Desa Sukaluyu, H Yuyun, pun memberikan klarifikasi terkait kericuhan itu.
Ia merasa keberatan dengan adanya tuduhan bahwa pihaknya setiap tahun harus kebagian jatah proyek pembangunan di Desa Sukaluyu. Seperti halnya pembangunan yang didanai Dana Desa (DD), Banprov, dan proyek pembangunan lainnya.
“Seluruh tuduhan itu bohong belaka, karena seluruh program pembangunan infrastruktur dilaksanakan pihak Tim Pelaksana Kegiatan Deaa (TPKD),” paparnya saat dihubungi, Senin (5/7/2020).
Ia juga menegaskan, kericuhan saat Musdes Sukaluyu beberapa waktu lalu sama sekali tidak ada kaitannya dengan latar belakang atau buntut dari pelaksanaan Pilkades. Sebab, saat pelaksanaan pemilihan kepala desa, pihaknya tergolong sebagai jajaran panitia.
“Dengan adanya itu, seluruh tuduhan tersebut tidak benar,” tambahnya.
Terkait penyebab kericuhan, lanjut Yuyun, diawali masalah SK Karang Taruna yang minta untuk diterbitkan. Namun jawaban Ketua BPD dianggap kurang tepat hingga menyinggung pihak pihak Karang Taruna atau misskomunikasi.
Musdes Ricuh, Videonya Beredar
Diberitakan sebelumnya, musdes yang dihadiri Pemerintah Desa Sukaluyu, BPD, Bhabinmas, pengurus Karang Taruna, dan perwakilan masyarakat berakhir ricuh. Kericuhan terjadi ketika musyawarah yang membahas perubahan anggaran Dana Desa (DD) tahap dua diketuk palu.
Baca selanjutnya..
Tak lama, masyarakat dan pengurus Karang Taruna banyak yang melontarkan pertanyaan pada Kepala Desa Sukaluyu dan pada BPD Sukaluyu. Tak terima dengan jawaban BPD, pengurus Karang Taruna langsung berontak. Kericuhan terjadi, hingga kursi dan laptop menjadi sasaran amuk massa.
Kepala Desa Sukaluyu, Uher Suherman, angkat bicara mengenai kericuhan tersebut. Ia mengatakan, setelah hasil musdes perubahan diputuskan, mendadak banyak pertanyaan di luar pembahasan. Pihak Pengurus Karang Taruna minta diterbitkan SK baru.
“Hal itu bukan tidak akan di-SK-kan, tapi susunan kepengurusannya minta dibentuk terlebih dahulu dengan melalui pemilihan secara legal,” ujarnya, Jumat (26/6/2020).
Ia mengatakan, setelah itu, Ketua BPD menguatkan jawabannya itu. Namun tak lama kemudian adu mulut terjadi yang berujung ricuh. Tiga buah kursi rusak dan satu buah laptop rusak berat. Kejadian tersebut langsung diredam hingga tidak ada permasalahan lagi.
“Mengenai mundurnya ketua BPD dari jabatannya, itu semua hak mereka. Silakan saja tanyakan pada Ketua BPD Sukaluyu, Deni Sudiana,” tambahnya.
Di lain pihak, Ketua BPD Sukaluyu, Deni Sudiana, menjelaskan, kejadian ricuh itu diawali dari misskomunikasi saja. “Sekarang sudah gak ada apa-apa, kemarin juga langsung damai,” ujarnya.
Disinggung mengenai rencananya mengundurkan diri dari jabatan Ketua BPD Sukaluyu, ia mengaku bukan karena ricuh kemarin. Namun karena banyaknya pekerjaan di kampus dan melaksanakan tugas lainnya di luar desa.
“Lebih baik keluar kerena takut mengecewakan berbagai pihak,” tuturnya.(ct5/rez)