Petani Cianjur Terjerat Utang Siluman Miliaran di Bank BJB, Diduga Jadi Korban Penipuan dan Pencatutan Identitas

CIANJURUPDATE.COM – Sejumlah petani di Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur, kini menghadapi situasi pelik setelah nama mereka tercatat memiliki utang puluhan juta rupiah di Bank BJB Cabang Cianjur.
Padahal, mereka mengaku tidak pernah mengajukan atau menerima pinjaman sebesar itu.
Kasus ini diduga berawal dari program pinjaman lunak dalam bentuk barang yang difasilitasi oleh perusahaan financial technology (fintech) PT Crowde, menimbulkan pertanyaan serius mengenai dugaan kelalaian Bank BJB dan potensi kerugian miliaran rupiah.
Permasalahan ini mencuat setelah adanya penawaran dari PT Crowde, sebuah perusahaan fintech yang fokus pada permodalan alternatif untuk petani. Mereka menawarkan program pinjaman lunak senilai Rp 5.000.000 per orang kepada para petani di Cianjur.
Namun, pinjaman tersebut tidak berbentuk uang tunai. Menurut informasi yang dihimpun Cianjur Update dari salah satu kerabat korban yang enggan disebutkan namanya, pinjaman tersebut diberikan dalam bentuk barang-barang yang berkaitan dengan kebutuhan pertanian.
Baca Juga: Parah! Oknum Pegawai Bank BRI Unit Gekbrong Cianjur Diduga Berkomplot Soal Penipuan Nasabah
Syarat pengajuannya pun tergolong sangat mudah, hanya memerlukan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan tanda tangan pada dokumen yang disebut sebagai bukti pinjaman barang.
“Padahal para petani yang tergabung dalam kelompok tani itu tidak pernah mendatangi bank untuk mengurus pinjaman, terlebih mereka juga tidak mengetahui adanya keterkaitan dengan bank,” ujar dia, Senin 10 Maret 2025.
Masalah besar baru terungkap ketika beberapa petani mencoba mengajukan pinjaman ke bank lain, dalam hal ini Bank BRI.
Betapa terkejutnya mereka saat mendapati nama mereka telah masuk dalam daftar hitam BI Checking atau Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK. Alasannya, mereka tercatat menunggak pinjaman sebesar Rp 45 juta per orang ke Bank BJB setempat.
Situasi semakin memanas ketika pihak Bank BJB mendatangi rumah para petani untuk menagih utang senilai Rp 45.000.000 yang diklaim telah menunggak. Hal ini semakin menguatkan kebingungan para petani yang merasa tidak pernah berurusan dengan BJB untuk pinjaman sebesar itu.
Baca Juga: Bank BRI Unit Gekbrong Bungkam Soal Oknum Pegawai yang Rugikan Nasabah Hingga Miliaran
“Padahal para petani tidak pernah mencairkan uang di bank BJB, dan tidak pernah mengajukan ke Bank BJB. Mungkin ini bisa mengindikasikan adanya penjualan identitas dan tanda tangan para petani yang menyebabkan kerugian,” kata kerabat korban tersebut, menyiratkan adanya dugaan penyalahgunaan data pribadi.
Menurutnya, skala masalah ini berpotensi sangat besar. Jika diasumsikan satu kelompok tani di Kecamatan Sukanagara beranggotakan 50 orang, dan masing-masing tercatat memiliki utang Rp 45 juta, maka total dugaan utang fiktif bisa mencapai Rp 2,25 miliar hanya untuk satu desa.
Sementara nilai barang yang diterima petani melalui program PT Crowde (Rp 5 juta per orang) hanya berjumlah Rp 250 juta untuk 50 orang. Ada selisih Rp 2 miliar yang tidak jelas peruntukannya.
“Tentu ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai tujuan dan tindakan yang seolah-olah menjerumuskan para petani dengan nama, yang menjadi buruk di perbankan,” imbuhnya.
Keanehan lain yang disoroti adalah tidak adanya penagihan (debt collector) untuk pinjaman awal senilai Rp 5 juta yang berupa barang.
“Jadi yang saya pertanyakan, apa tujuan persoalan itu, ini seperti menjerumuskan orang dengan nama yang jadi merah di perbankan, dan kenapa tidak ada debt collector untuk menagih pinjaman Rp 5 juta berupa barang tadi?,” pungkas sumber tersebut.
Kasus ini memunculkan dugaan adanya kelalaian serius dalam sistem verifikasi dan pencairan pinjaman di Bank BJB Cianjur, atau bahkan dugaan kemungkinan adanya “permainan” antara pihak Bank BJB dengan PT Crowde yang mengakibatkan kerugian finansial bagi para petani dan berpotensi merugikan keuangan daerah.
Sementara itu, Cianjur Update telah berupaya meminta klarifikasi dari pihak Bank BJB, baik melalui surat elektronik (Surel) maupun mendatangi langsung kantor cabang BJB Cianjur. Namun, hingga berita ini diturunkan, Pimpinan Cabang Bank BJB Cianjur dilaporkan sedang tidak berada di tempat.
Sampai saat berita ini diterbitkan, baik pihak Bank BJB maupun PT Crowde belum memberikan klarifikasi resmi terkait permasalahan yang menjerat para petani di Cianjur ini.
Editor: Dadan Suherman