Sultan Hamid I Terlibat! Ini Sejarah Pendirian Daerah Istimewa Kalimantan Barat yang Kontroversial

CIANJURUPDATE.COM – Banyak dari kita belum mengetahui tentang sejarah pendirian Daerah Istimewa Kalimantan Barat yang cukup menarik.

Daerah Istimewa Kalimantan Barat merupakan bagian penting dari sejarah pendirian Republik Indonesia pasca kemerdekaan.

Terletak di pulau Kalimantan, sejarah menyebutkan Daerah Istimewa Kalimantan Barat pernah berdiri dengan ketika Indonesia menggunakan sistem federal.

Masa Sebelum Kolonialisme dan Pengaruh Belanda

Sebelum kedatangan Belanda, wilayah Kalimantan Barat telah dihuni oleh berbagai suku bangsa dengan sistem pemerintahan kesultanan dan kerajaan masing-masing.

Kerajaan-kerajaan ini memiliki tradisi dan budaya yang beragam, serta menjalin hubungan perdagangan dengan bangsa lain.

Kedatangan Belanda pada abad ke-17 membawa perubahan besar bagi tatanan politik dan sosial di Kalimantan Barat.

Belanda mulai melakukan ekspansi dan menguasai wilayah-wilayah kesultanan dan kerajaan satu per satu.

Sistem pemerintahan tradisional pun mulai tergeser oleh sistem kolonial Belanda.

BACA JUGA: Sejarah Perang Sarung, Dari Simbol Perlawanan Malah Jadi Kekerasan di Bulan Ramadhan

Masa Kolonial Belanda dan Pengaruh Jepang

Pemerintahan kolonial Belanda di Kalimantan Barat berlangsung selama lebih dari 300 tahun.

Selama masa ini, Belanda menerapkan berbagai kebijakan yang bertujuan untuk mengeksploitasi sumber daya alam dan memperluas kekuasaannya.

Pengaruh Jepang pada masa pendudukan (1942-1945) juga membawa perubahan bagi Kalimantan Barat.

Jepang mengakui keberadaan raja-raja dan sultan, namun tetap berusaha untuk mengendalikan wilayah tersebut.

Proklamasi Kemerdekaan dan Lahirnya DIKB

Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 disambut dengan gembira oleh rakyat Kalimantan Barat.

Namun, Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia, tidak tinggal diam.

Hal ini menyebabkan kekacauan dan pertempuran di berbagai daerah, termasuk di Kalimantan Barat.

Di tengah situasi yang kacau ini, Pangeran Syarif Hamid alqadri, Sultan Pontianak, muncul sebagai pemimpin yang mempersatukan berbagai kesultanan dan kerajaan di Kalimantan Barat.

Pada tanggal 28 Oktober 1946, dibentuklah DIKB dengan Sultan Syarif Hamid I sebagai kepala dewan.

BACA JUGA: Sejarah Perang Sarung, Dari Simbol Perlawanan Malah Jadi Kekerasan di Bulan Ramadhan

Perjalanan DIKB Menuju Republik Indonesia

DIKB merupakan salah satu daerah istimewa di Indonesia yang diakui secara resmi.

Namun, perjalanan DIKB untuk bergabung dengan Republik Indonesia tidaklah mulus.

Di satu sisi, terdapat tokoh-tokoh republikan yang memperjuangkan integrasi DIKB ke dalam Republik Indonesia.

Di sisi lain, Sultan Hamid I dan beberapa pemimpin lainnya lebih mendukung sistem federal untuk Indonesia.

Perbedaan pandangan ini menyebabkan terjadinya konflik internal di dalam pemerintahan DIKB.

Pengakuan Belanda dan Pembentukan Tentara Federal

Meskipun masih mengalami gejolak internal, DIKB mendapatkan pengakuan dari pemerintah pendudukan Belanda pada tahun 1948.

Pengakuan ini memberikan DIKB legitimasi dan kedaulatan yang lebih besar.

DIKB juga diperbolehkan untuk membentuk tentara federal yang banyak diisi oleh pemuda suku Dayak.

BACA JUGA: Sejarah Singkat Penetapan Hari Perempuan Internasional

DIKB dalam Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)

Pada tahun 1949, dibentuklah Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai bentuk transisi menuju negara kesatuan.

DIKB menjadi salah satu negara bagian dalam RIS dan tercantum resmi di Konstitusi RIS.

Namun, sistem federal RIS tidak bertahan lama.

Pada tahun 1950, terjadi pemberontakan bersenjata di Kalimantan Barat yang dipicu oleh keinginan untuk bergabung dengan Republik Indonesia.

Pemberontakan ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pembubaran RIS dan pembentukan negara kesatuan Republik Indonesia.

Pembubaran DIKB dan Integrasi ke Republik Indonesia

Sultan Hamid I yang dikenal sebagai pendukung sistem federal, akhirnya harus menerima kenyataan bahwa DIKB harus dibubarkan.

Pada tahun 1956, DIKB resmi menjadi Provinsi Kalimantan Barat dan terintegrasi ke dalam Republik Indonesia.

BACA JUGA: Apa Arti Kata Malioboro? Menelusuri Jejak Sejarah dan Maknanya

Kesimpulan

Sejarah pendirian DIKB merupakan salah satu episode menarik dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa ini menunjukkan kompleksitas politik dan sosial di Kalimantan Barat pada masa itu, serta peran penting Sultan Hamid I dalam mempersatukan berbagai kesultanan dan kerajaan di wilayah tersebut.

Meskipun DIKB akhirnya dibubarkan, warisan sejarahnya tetap hidup dan menjadi bagian dari identitas budaya Kalimantan Barat.

Exit mobile version