CIANJURUPDATE.COM - Lasi, demikian orang-orang kampung memanggilnya. Lasiyah merupakan seorang istri yang hidup sederhana di rumah bilik bersama suaminya, kang Darsa seorang petani gula. Dalam kehidupan yang sederhana, Lasi merupakan cerminan dari istri yang setia dan tidak neko-neko. Ia terbiasa dengan kehidupan di sekitar tungku pengolahan gula tanpa tahu kehidupan di luar sana. Sedari kecil Lasi dikucilkan, dengan nama yang tak enak didengar. Begitu sabar dengan peran yang ia jalankan. Roda kehidupan memang selalu berputar. Kadang sial, kadang kadal. Begitulah gambaran kehidupan yang Lasi jalani dalam cerita ini. Hidup memang harus dihadapi dengan berani. Seperti Lasi dalam novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari. Lasiyah digambarkan sebagai seorang wanita belasteran Jepang-Indonesia yang tumbuh tanpa mengetahui sosok ayahnya. Kehadiran Lasiyah sering kali dicibir oleh masyarakat sebagai anak haram atau anak penjajah, yang menyisakan stigma dan pengucilan sejak masa kecilnya. Namun, Lasi tetap sabar menjalani perannya, meskipun hidupnya dipenuhi dengan rintangan dan cemoohan. BACA JUGA: Pejalan Anarki: Kutipan Novel Menggugah Jiwa Meskipun menikah dengan petani gula dari Karangsoga, kehidupan rumah tangga Lasiyah tidaklah selalu manis. Ia harus bergelut dengan luapan asap dan harga gula yang tak seberapa. Apalagi ketika ia harus menjalani masa-masa sulit ketika suaminya jatuh dari pohon kelapa, hingga alat kelamin dan badanya tak berdaya. Meskipun demikian, Lasiyah tetap setia mendampingi suaminya, kang Darsa. Dengan penuh kesabaran ia yakin suaminya akan sembuh seperti semula. Namun, takdir berkata lain. Kang Darsa melakukan kesalahan besar dengan bersetubuh dengan anaknya Boneng, yang merawatnya. Dunia Lasi terasa runtuh. Buntu. Setelah apa yang ia korbankan di balas air tuba bukan dengan kesetiaan. Lasiyah harus menelan pil pahit kenyaatan bahwa suaminya berkhianat padanya. Tak ada yang lebih tabah dari Lasiyah bukan? Setelah mengetahui apa yang terjadi pada kehidupannya, Lasiyah pergi meninggalkan Karangsoga kampung yang dulu membesarkanya. Ia meninggalkan ibunya. Meninggalkan segala rasa sakit yang ia derita. Beranjak ke kota agar menemukan kehidupan yang baru. BACA JUGA: 10 Rekomendasi Novel Remaja yang Bisa Nemenin Weekend Kamu Tapi sial, ia bertemu Bu Lanting yang tangannya lenting. Tangan itu melilit Lasiyah dengan kasih agar masuk dalam lingkaran hitam. Bu Lanting mejajakan diri Lasi pada pejabat yang mencari daging segar. Lasiyah yang belasteran Jepang-Indonesia jelas memiliki daya tarik lebih karena warna kulitnya dan wajahnya yang cantik. Setelah berhasil dikelabui oleh Bu Lanting dengan iming-iming balas budi, Lasiyah dinikahkan dengan pengusaha minyak Pak Handarbeni yang usianya jauh berbeda. Bu Lanting kegirangan dapat untung besar, berhasil memenuhi apa yang dicari Pak Handarbeni. Seperti Bekisar Merah, Lasi menjadi hiasan rumah orang kaya. Tak ada yang lebih dari Lasi bukan? Meskipun terluka dan kecewa, Lasiyah tetap tegar dan melangkah maju. Ia menjadi contoh bagi kita tentang kekuatan dan keberanian dalam menjalani hidup.