Tega! Pasien Kurang Mampu Penderita Jantung Dicueki RSUD Sayang Cianjur
Pihak keluarga sudah berupaya untuk mendapatkan keringanan biaya pengobatan, dari mulai menghubungi pihak Dinas Sosial, BPJS Tenaga Kerja. Namun, kedua lembaga tersebut tidak bisa memberikan solusi untuk masalah biaya pengobatan ini.
“Dari pihak rumah sakit memang ada keringanan, itu pun hanya potongan 25 persen. Untuk kami yang memang kurang mampu, biaya yang harus kami bayar itu masih tergolong besar,” Tandasnya.
RSUD Cianjur Mengaku Sudah Sesuai Prosedur
Sementara itu, menanggapi keluhan terkait pelayanan ini, Direktur RSUD Sayang Cianjur, dr. Dharmawan S Dahlan mengaku pihaknya sudah menjalankan penanganan pasien sesuai prosedur.
“Semua sudah kita lakukan. Tapi ada beberapa tindakan atau obat yang harus jelas pembiayaannya, BPJS atau umum. Kalau gratis, wah repot,” kata Dharmawan melalui pesan singkat WhatsApp.
Terkait stok obat yang keluarga pasien tanyakan, Dharmawan mengatakan memang ada obat yang tidak tersedia di Depo lantaran harganya yang mahal.
“Ada beberapa obat untuk jantung yang tidak ada di depo karena harganya yang mahal. Kita sudah berupaya maksimal, tapi karena obat-obat (untuk penyakit) jantung memang mahal dan susah, jadi ya harus resep dari luar,”ucapnya.
Adapun keterangan mengenai perawat yang meminjam obat dari pasien lain, Dharmawan memberikan alasan yang kontradiktif dengan pernyataan sebelumnya. Ia mengatakan sebetulnya obat untuk pasien AS tersedia di depo.
“Sebenarnya ada di depo, tapi karena lama, keluarga ingin cepat. Jadi resep beli di luar. Padahal ada di trolley, bukan pinjem dari luar. Saya sudah bicara dengan kepala ruangannya. Ini karena perawat ingin melayani keluarga yang ingin cepat-cepat,”terangnya.