Tentang Senja Yang Kehilangan Langitnya

CIANJURUPDATE.COM – Perempuan itu bernama Binta Dineschara Prandipta. Masalah hidup selalu datang menghampiri Binta. Ketika usia ia 5 tahun, ayahnya meninggalkan Binta dan ibunya yang mengidap Skizofrenia. Selama 15 tahun, ibu Binta hanya diam dan mengamuk ketika perasaannya sedang tidak baik. Jadi, Binta sangat sulit untuk diajak bergaul, ya karna ia berfikir lebih baik mengurus ibunya di rumah daripada bergaul bersama teman-temannya.

Ia hanya memiliki satu teman, Cahyo. Cahyo tahu sifat Binta. Ia juga akrab dengan ibunya Binta dan tahu masalah apa saja yang dihadapi Binta. Sekali lagi, masalah yang datang bertubi-tubi itulah yang membuat Binta merasa hidupnya selalu berantakan.

Binta adalah mahasiswi dari jurusan Ilmu Komunikasi. Tetapi, Binta sama sekali tidak menikmati masa kuliahnya. Binta sering sekali dikeluarkan dari kelas oleh dosen. Bagi Binta itu adalah hal yang biasa, malah untung. Setiap Binta lagi merasa bosan  dan jenuh Cahyo selalu ada untuknya. Cahyo sangat sabar menggapi Binta. Cahyo sudah sering menasihati Binta tetapi tetap saja Binta keras kepala.

BACA JUGA: Pejalan Anarki: Kutipan Novel Menggugah Jiwa

Sampai suatu ketika muncul Nugraha yang mengusik kehidupan dan perasaan Binta. Nugraha, anak Jurusan Arsitek, yang kerap dipanggil Nug, ingin berkenalan dengan Binta. Nug boleh dibilang pria tertampan di kampusnya. Banyak cewek yang jatuh hati kepada Nug. Dari sekian banyak cewek di kampus ini Nug lebih tertarik pada Binta.

Nug digambarkan seseorang yang memiliki seribu kotak kesabaran dalam menghadapi Binta yang begitu cuek. Selama pendekatan dengan Binta, hanya penolakan dan usiran yang ia terima. Namun, Nug tetap bertahan dan terus saja berjuang demi Binta, dan hampir saja Binta luluh dengan kegigihan Nug.

Nug selalu mencari keberadaan di mana Binta berada, lalu ia langsung menghampirinya. Binta orang yang sangat cuek tidak memperdulikan lingkungan sekitarnya ia lebih baik diam. Pada saat Nug menghampiri Binta ia selalu jutek terhadap Nug, tetapi Nug ini berbeda, Nug sangat senang jika Binta memberikan muka juteknya, karena semakin jutek semakin cantik menurut Nug.

BACA JUGA: Salah Salih

Binta selalu memberikan muka jutek bukan hanya kepada Nug saja, tetapi kepada semua cowok di kampusnya. Ia begitu karena ia tidak mau mengingat kejadian masa lalunya. Dulu ia merasakan seperti ini, di kejar-kejar cowok, Biru namanya.

Binta merasa trauma dengan apa yang dilakukan Nug. Ia jadi teringat sosok Biru, sang mantan yang dulu memperlakukan Binta dengan sangat istimewa. Namun, memori indah itupun berujung kemalangan untuk Binta — Biru menghilang, meninggalkan Binta tanpa kejelasan.

Di pertengahan, laki-laki yang selalu ada di hatinya datang kembali ke Jakarta dan kembali menemui Binta. Perasaan Binta saat itu senang dan sedih. Biru adalah satu-satunya alasan Binta untuk melanjutkan hidupnya. Berpisah selama beberapa tahun, hingga pada suatu ketika semesta menyetujui mereka untuk bertemu di suatu tempat bernama Banda Neira.

BACA JUGA: Tak Ada yang Lebih Tabah dari Lasiyah

Alih-alih mendapat kepastian akan kisahnya bersama Biru yang selama ini menggantung, justru ia dihadapkan pada kenyataan yang membuat hidupnya semakin pahit. Hari-hari berlalu di Banda Neira bersama Biru. Tapi, Biru tetap tidak mau ikut Binta ke Jakarta. Binta pulang dengan keadaan sesak dan menangis.

Di Jakarta, Nug tahu masalah ini, tapi Nug lebih memilih diam. Ketika, Binta tiba ia  tahu bahwa ia masih memilki seorang pria yang jauh lebih baik daripada Biru dan selalu membawa bahagia. Binta tahu, Nug lah yang pantas bersama Binta. Akhirnya, hari-hari baru Binta dilakoni bersama Nugaraha. Binta sadar, bahwa senja belum kehilangan langitnya.

Exit mobile version