CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Kabupaten Cianjur kesulitan mencapai target tes PCR dan antigen Covid-19. Hal ini dikarenakan keterbatasan alat dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Juru Bicara Pusat Informasi Covid-19 Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal mengatakan, target pelaksanaan tes PCR yang menjadi pendukung zona hijau mengalami kenaikan dalam sepekan.
Menurutnya, dari sebelumnya 4.000, kini naik ke angka sekitar 6.000-an. Namun demikian, jumlah tersebut belum mencapai target Cianjur, yakni 35.000 per minggu.
“Target itu bukan hanya PCR tapi antigen juga,” ucap dia.
Mengenai ketersediaan alat PCR, pihaknya belum memiliki alat Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).
Pasalnya, lanjut Yusman, Kabupaten Cianjur baru memiliki alat Tes Cepat Molekuler (TCM) di tiga tempat yakni Labkesda Bojong, RSUD Sayang, dan RSUD Cimacan.
“Alat tersebut memiliki keterbatasan dalam kemampuan pemeriksaannya. Tapi di RSUD Cimacan saat ini sudah ada RT-PCR yang sudah bisa meningkatkan pemeriksaan hingga 90 spesimen per hari,” terangnya.
Akan tetapi, sambungnya, belum membuka jadwal setiap hari, baru seminggu tiga kali. Hal tersebut dikarenakan kurangnya analis.
“Udah punya itu (RT-PCR, red) di RSUD Cimacan. Tapi belum bisa buka setiap hari, karena kita kekurangan analis,” ungkap Yusman.
Yusman menegaskan, saat ini sudah ada kenaikan zona hijau di tingkat RT/RW berkat penerapan PPKM mikro yang dilakukan selama ini.
“Selain PPKM mikro, itu berkat adanya testing dan tracing yang juga membantu menambah zona yang saat ini sudah 96 persen,” sebutnya.
Ia menjelaskan, dalam seminggu, rata-rata penurunan dari zona oranye ke kuning ialah 70 persen, bahkan kuning ke hijau pun lebih dari 50 persen.
Sementara untuk zona merah, ia menyebut, sepanjang dua minggu sebelumnya sudah tidak terdeteksi adanya potensi kasus baru di zona merah.
“Dua minggu sebelumnya zona merah memang sudah tidak ada, sekarang trennya mulai menurun. Tapi bukan berarti kita harus santai, ini perlu penanganan bersama dari pemerintah hingga masyarakat,” beber Yusman.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, pihaknya berharap Kabupaten Cianjur bisa turun ke level 2. Namun, semua kembali ke kota kabupaten yang mendukung dalam penanganan, dikarenakan Kabupaten Cianjur dikelilingi kota/kabupaten lain.
“Harus didukung oleh kota/kabupaten lain, atau akan diikuti. Artinya, penanganan sebagus apapun jika tidak didukung daerah lain akan sulit. Tapi kita tetap optimistis bisa turun level,” tandasnya.(afs/sis)