Tingkat Pengangguran Terbuka di Cianjur Melonjak, Kemiskinan Ekstrem Terus Mengintai
![Tingkat Pengangguran Terbuka di Cianjur Melonjak, Kemiskinan Ekstrem Terus Mengintai](/wp-content/uploads/2021/10/IMG-20211006-WA0012-780x470.jpg)
“Seperti misalkan ada petani, pasti ada tenaga kerja. Kalau tidak bertani artinya tidak bekerja. UMKM juga harus bisa mendukung,” paparnya.
Pada 2021, pihaknya menargetkan angka pengangguran bisa turun menjadi 10 persen. Bahkan, ia mengaku, untuk menurunkan angka pengangguran sebanyak satu persen pun butuh tenaga ekstra.
“Target kami bisa turun satu persen, karena untuk menurunkan sebanyak satu persen saja cukup berat, karena jumlahnya juga ratusan ribu. Harapannya malah kembali ke angka sembilan persen,” terangnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Cianjur Asep Suparman mengatakan, angka pengangguran juga cukup berpengaruh terhadap kemiskinan ekstrem.
Ketika seseorang tidak bekerja maka tidak memenuhi syarat dari Bank Dunia yaitu memiliki penghasilan Rp27 ribu per hari.
“Angka pengangguran juga sama, ketika tidak bekerja maka tidak memiliki penghasilan. Karena dari Bank Dunia itu pernyataannya, ketika seseorang memiliki penghasilan di bawah 1,9 dollar atau Rp27 ribu, maka masuk kategori kemiskinan ekstrem,” singkatnya.
Berikut Data TPT di Kabupaten Cianjur 2017 hingga 2020
Berdasarkan data yang diterima dari Badan Pusat Statistik (BPS), TPT di Cianjur pada 2017 mencapai 10,10 persen. Angka masyarakat tidak bekerja sebanyak 95 ribu dan angkatan kerja sebanyak 941.358 orang.
Kemudian, pada 2018 tingkat pengangguran di Cianjur menurun menjadi 10,1 persen. Angka masyarakat tidak bekerja sebanyak 103.008 dan angkatan kerja sebanyak 1.013.859 orang.
Selanjutnya, pada 2019 angka pengangguran di Cianjur kembali menurun menjadi 9,72 persen. Terdiri atas masyarkat tidak bekerja sebanyak 105.125 dan angkatan kerja sebanyak 1.081.183 orang.