CIANJURUPDATE.COM – Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) mengambil langkah proaktif untuk meningkatkan literasi energi masyarakat Cianjur, khususnya terkait pengembangan proyek panas bumi (geothermal).
Upaya edukasi ini disampaikan dalam acara silaturahmi dengan jurnalis media Cianjur, menekankan manfaat dan fakta ilmiah seputar proyek strategis geothermal PSPE Cipanas, Selasa (26/3/2025).
Fokus utama edukasi adalah memberikan pemahaman komprehensif mengenai proyek geothermal PSPE Cipanas yang dikembangkan oleh PT Daya Mas Geopatra Pangrango (DMGP).
Proyek ini merupakan bagian dari pemanfaatan potensi besar panas bumi Indonesia, yang menempati urutan kedua terbesar di dunia dengan kapasitas terpasang mencapai 2,65 GW.
Subkoordinator Penyiapan dan Evaluasi Wilayah Kerja Panas Bumi, Andi Susmanto menjelaskan bahwa proyek ini tidak hanya berkontribusi pada transisi energi nasional tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi daerah.
“Pengembangan panas bumi memberikan manfaat kepada masyarakat dalam bentuk bonus produksi yang berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan asli daerah,” ujar Andi.
Lebih lanjut, Andi menekankan keunggulan teknis energi geothermal yang menjadi poin penting dalam edukasi kepada masyarakat.
Ia menyebutkan potensi pemanfaatan di sektor pertanian, seperti pengeringan biji kopi, yang dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
“Energi geothermal dapat diandalkan sepanjang tahun karena tidak bergantung pada kondisi cuaca,” kata Andi.
Dalam sesi edukasi tersebut, EBTKE juga meluruskan beberapa isu negatif yang mungkin berkembang di masyarakat.
BACA JUGA: Warga Cianjur Gelar Aksi Tolak Proyek Geothermal di kawasan Gunung Gede Pangrango
Perwakilan EBTKE menjelaskan bahwa uap panas bumi berasal dari kedalaman lebih dari 1.000 meter, jauh di bawah lapisan air tanah, dan uap yang dihasilkan adalah uap air, bukan gas berbahaya.
“Setiap tahap pengembangan proyek panas bumi dilakukan dengan memperhatikan standar lingkungan dan keselamatan yang ketat,” jelas dia, merujuk pada contoh keberhasilan PLTP Kamojang yang beroperasi berkelanjutan sejak 1983.
Melalui edukasi ini, EBTKE menegaskan komitmennya mendorong pengembangan energi terbarukan yang tidak hanya hijau dan berkelanjutan, tetapi juga dipahami dengan baik oleh masyarakat dan memberikan dampak positif bagi pembangunan daerah, termasuk melalui pengembangan infrastruktur pendukung.