CIANJURUPDATE.COM, Cipanas – 11 orang santri yang menjadi korban ambruknya gedung Pondok Pesantren Al Madaroh yang terletak di Kampung Loji RT 01/RW 01, Desa Batulanwang, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur kini sebagian sudah dibawa pulang keluarganya dan sebagian lagi dirujuk ke RSUD Cianjur.
Hal tersebut diungkapkan Kepala IGD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cimacan, dr Meili Eka Setiyani. Menurutnya, semalam memang ada 11 orang pasien yang masuk ke IGD RSUD Cimacan sebagai korban reruntuhan bangunan Pondok Pesantren Al Madaroh Cipanas.
“Namun saat ini, semua pasien sudah diperbolehkan untuk pulang dan diserahkan pada keluarganya masing-masing,” ujarnya kepada Cianjur Today, Minggu (17/1/2021).
Pihaknya mengatakan, dari 11 orang yang masuk ke RSUD Cimacan ada tujuh orang pasien yang mengalami patah tulang dan dilokasi tulang paha, hanya saja untuk perawatan selanjutnya bisa dilakukan penyembuhan di rumah.
“Namun, ada juga yang saya rujuk ke RSUD Cianjur yang ada dokter bedah tulangnya, karena kami di sini tidak ada dokter bedah tulang. Jadi kita rujuk ke rumah sakit yang tersedia dokter bedah tulangnya,” jelasnya.
Meili menjelaskan, ada empat orang yang ia rujuk ke RSUD Cianjur yang ada dokter bedah tulangnya dan tujuh orangnya lagi sudah diperbolehkan pulang.
“Tujuh orang kondisinya sudah stabil, jadi semuanya sudah pulang dan tidak ada lagi yang dirawat di sini,” paparnya.
Akibat kejadian tersebut, lanjut dr Melili, rata-rata luka yang dialami kebanyakan di kaki dan tangan, tulang bahu bergeser, dan untuk cedera di bagian kepala tidak ada.
“11 orang pasien semalam semua laki-laki dan berusia kurang lebih 17 sampai 19 tahun, semuanya dewasa muda,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, gedung pesantren Al Madaroh yang terletak Kampung Loji RT 01/RW 01, Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, pada Sabtu (16/1/2021) sekitar jam 18.15 Wib ambruk menimpa puluhan santri yang sedang berada di dalam pondok.
Relawan Tangguh Bencana Cipanas, Risman Munandar (24) mengatakan, peristiwa tersebut diperkirakan terjadi sekitar jam 18.20 Wib saat para santri mengaji di gedung tersebut.
“Iya kang, kejadian tersebut terjadi saat usai magrib, untuk korban belum lengkap datanya. Sementara ini korban yang terjebak reruntuhan ada puluhan santri,” ujar Risman kepada Cianjur Update, Sabtu (16/1/2021) malam.
Kronologis kejadian, lanjutnya, berawal pada saat rombongan santri setelah selesai menunaikan shalat magrib, kemudian mereka pun memasuki gedung yang biasa dipakai untuk mengaji bersama. Tiba-tiba, salah seorang santri mendengar suara asbes atap gedung yang retak dan selang beberapa menit langsung ambruk, para santri pun berhamburan menyelamatkan diri, namun sebagian ada yang terjebak.
“Saat ini korban luka-luka dan syok akibat tertimpa reruntuhan sudah dibawa ke RSUD Cimacan dan sebagian lagi langsung dibawa pulang oleh anggota keluarganya,” tandasnya.(ct6/sis)