CIANJURUPDATE.COM – Setelah kemacetan parah yang melanda kawasan wisata Puncak, Bogor, pada libur panjang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pekan lalu, pihak Korlantas Polri segera melakukan evaluasi menyeluruh.
Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri, Brigjen Pol Raden Slamet Santoso, menyatakan bahwa evaluasi ini penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, mengingat lonjakan kendaraan yang melebihi kapasitas jalan.
Dalam evaluasi yang dilakukan, pihak Korlantas mencatat bahwa pada puncak liburan, volume kendaraan yang melintasi jalur tersebut mencapai 391.142 unit, jauh melampaui kapasitas normal sebesar 70.000 kendaraan per hari.
Hal ini menjadi pemicu utama terjadinya kemacetan selama berjam-jam, yang membuat pengendara terjebak di jalur Puncak, khususnya pada Minggu (16/9/2024) malam.
Brigjen Slamet mengungkapkan bahwa hasil rapat dengan stakeholder terkait, termasuk pemerintah daerah Jawa Barat, Bogor, dan Cianjur, menghasilkan sejumlah rekomendasi yang akan diterapkan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang.
Salah satu prioritas dalam jangka pendek adalah pengelolaan travel demand, di mana diharapkan masyarakat lebih memilih transportasi umum daripada menggunakan kendaraan pribadi saat berlibur ke Puncak.
BACA JUGA: Sandiaga Uno Siapkan Mekanisme Untuk Atasi Kemacetan Parah di Jalur Puncak Cianjur
Selain itu, Korlantas juga berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk meningkatkan kapasitas jalan utama di kawasan tersebut.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi dampak kemacetan panjang, seperti yang terjadi pada pekan lalu.
“Kami berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan sistem lalu lintas. Sinergi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, sangat penting dalam mewujudkan lalu lintas yang lebih aman dan tertib,” ujar Slamet dilansir Kompas, Sabtu (21/9/2024).
Pada rencana jangka panjang, Korlantas Polri berharap agar kawasan Puncak dapat ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional.
Status ini akan memungkinkan adanya perhatian lebih terhadap pengelolaan lalu lintas dan pengembangan infrastruktur di kawasan wisata tersebut, mirip dengan beberapa destinasi wisata populer lainnya di Indonesia.
Dengan status tersebut, penanganan kemacetan di Puncak diharapkan dapat dilakukan lebih komprehensif, tidak hanya dalam konteks rekayasa lalu lintas, tetapi juga pengembangan fasilitas pendukung untuk menampung lonjakan wisatawan
BACA JUGA: Sejarah Jalur Puncak yang Terkenal dengan Kemacetannya
Terutama pada saat libur panjang dan momen penting seperti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serta perayaan Natal.
Selain upaya dari pihak pemerintah dan Korlantas, Brigjen Slamet juga mengajak masyarakat, khususnya para pengendara yang sering melintasi kawasan Puncak saat liburan, untuk lebih aktif berpartisipasi dalam menciptakan lalu lintas yang tertib.
Kesadaran pengendara dalam mematuhi aturan lalu lintas, menggunakan transportasi umum, dan merencanakan perjalanan dengan baik sangat diperlukan untuk mengurangi beban lalu lintas di kawasan wisata yang selalu padat ini.
“Melalui kolaborasi antara berbagai pihak, kami optimis masalah kemacetan di Puncak dapat diatasi dengan lebih baik, sehingga masyarakat bisa menikmati perjalanan dengan nyaman tanpa harus khawatir terjebak macet berjam-jam,” tutup Slamet.
Upaya sinergis ini diharapkan membawa perubahan signifikan dalam penanganan arus lalu lintas di Puncak, menjadikannya kawasan wisata yang lebih nyaman dan aman bagi para pengunjung.