Astaghfirullohal ‘Adzim
Bismillahirrohmaanirrohiim
Insyaaallah niat karena Allah.
“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sampai dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri” (HR. al-Bukhâri no. 13, Muslim no. 40 , an-Nasâ’i no. 5031, at-Tirmidzi no. 2515 dan Ibnu Mâjah no. 66).
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
“Setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang ia cintai.” (HR. Bukhari, no. 6170; Muslim, no. 2640)
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِ ۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. Al-Ankabut : 57)
Kita tidak pernah tahu, kapan, di mana, bersama siapa, sedang apa dan bagaimanakah proses sakaratul maut kita.
Kita selalu berharap kepada Alloh agar dapat diwafatkan dalam keadaan Husnulkhatimah. Sebagai cita-cita tertinggi dalam hidup bila boleh memilih meninggal dengan cara apa, saya menginginkan meninggal dalam keadaan sedang melakukan proses pembelajaran kapada murid atau kepada anggota keluarga. Baik di sekolah atau di rumah dengan diakhiri mengucap dua kalimat Syahadat :