Ustaz Abdul Somad dan Yusuf Mansur Tanggapi Film “The Santri”
![](/wp-content/uploads/2019/09/akurat_20190911020633_064374-780x470.jpg)
“Terlebih orang Tanjung Pinang. Andaikan orang Tanjung Pinang ini ekstrim, takkan ada orang Tionghoa di Tanjung Pinang, kita semuanya bisa menerima. Siapapun yang datang semua bertetangga berkawan, bersahabat,” ujarnya.
Namun, jika telah masuk masalah ibadah ritual, maka tidak terdapat tawar-menawar, kata UAS sambil membacakan surat Al Kafirun.
“Kini banyak yang tidak bisa membedakan, kebablasan. Tak bisa membedakan mana toleransi, mana telor asin. Harus bisa dibedakan, jangan karena toleransi mengorbankan keyakinan, akidah, anak-anak kita. Naudzubillah,” katanya.
Selain itu, UAS mengatakan, apabila orang pesantren menonton film tersebut akan langsung berpikir bahwa itu bukan pesantren yang sesungguhnya.
“Orang-orang yang pernah di pesantren pun, saat menonton itu mengatakan ini bukan anak pesantren. Anak pesantren tak begitu,” pungkas UAS.
Tanggapan Ustaz Yusuf Mansur
Ayah dari sang bintang film Wirda Mansur, Ustaz Yusuf Mansur (UYM) ikut menanggapi kontroversi terhadap film tersebut. Terlebih, baru-baru ini orang yang tidak menyukai film ini semakin meluas.
“Film itu bukan film saya. Bukan film kita. Itu film kawan-kawan NU,” ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan, putrinya Wirda memang diminta oleh beberapa aktivis NU untuk bicara mengenai film tersebut yang berlatar santri. Ia juga mengajak Wirda berdiskusi mengenai film tersebut, walaupun ia mengaku tidak mengikuti perkembangannya.
“Saya senang aja. Sebagai Papahnya. Wirda punya banyak kawan. Apalagi kolaborasi dengan Gus Azmi dan Veve. Yang kelak jadi kayak kakak-adik dan keluarga kami saling silaturahim. Usia Wirda di atas Veve. Apalagi Azmi,” tuturnya.