Usung Konsep Baru, KRC Resmi Buka Kembali Rumah Kaca Nepenthes
“Akan sangat bagus apabila ini menjadi suatu basis penelitian jika berjalan beriringan. Menurut saya memang tidak boleh ada dikotomi, namun ini wisata, ini edukasi, harus berjalan beriringan,” sambungnya.
BACA JUGA:Â Wisata Alam Sevillage hingga KRC Tutup Selama Penerapan PPKM Darurat!
Sementara itu, General Manager KRC, Joko Sulistio menuturkan bahwa KRC juga merupakan pusat konservasi tumbuhan ex situ yang di dalamnya terdapat lima pilar. Maka rumah kaca kali ini dibuka kembali dengan mengutamakan pada edukasi dan konservasi Nepenthes.
“KRC memiliki tumbuhan ex yang terdapat lima pilar, yaitu konservasi, penelitian, edukasi, wisata, dan jasa lingkungan. Jadi Rumah Kaca Nepenthes berfokus pada edukasi dan konservasi Nepenthes di dataran tinggi,” kata dia.
Selain itu juga, sambung dia, hal baru pada Rumah Kaca Nepenthes saat ini, berdasarkan hasil dari program revitalisasi yang dilakukan pada April-November lalu, untuk mengusung konsep baru dalam hal penyempurnaan dan pemeliharaan kantong semar di habitat aslinya.
“Program revitalisasi Rumah Kaca Nepenthes dilakukan pada bulan lalu, hal ini dilakukan oleh PT Mitra Natura Raya dan re-opening pada 19 Desember 2024,” tuturnya.
Ia menambahkan, pembukaan kembali Rumah Kaca Nepenthes juga dilakukan tidak hanya untuk menarik lebih banyak pengunjung di KRC saja, namun dengan menyajikan 80 jenis Nepenthes yang memiliki berbagai keunikan, diharapkan dapat menambah wawasan bagi para pengunjung.
“Kami berharap dengan pembukaan kembali Rumah Kaca Nepenthes ini, masyarakat lebih tertarik datang ke KRC saat berlibur bersama keluarga, teman dan sahabat sambil belajar mengenal tanaman yang juga dikenal dengan sebutan kantong semar ini,” tutup dia. (*)