Video Gempa Cianjur Muncul Usai Gempa Tuban, BNPB: Hoax!

CIANJURUPDATE.COM – Gempa dengan magnitudo 6,0 mengguncang Tuban, Jawa Timur, Jumat (22/3/2024) siang. Namun, muncul video gempa Cianjur 2022 yang disebut merupakan kerusakan dari gempa di Tuban.

Video tersebut menyebar di berbagai grup WhatsApp dengan narasi sebagai kerusakan atas gempa 6,0 magnitudo di Tuban, Jawa Timur.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan bahwa video tersebut merupakan hoaks atau keliru. Hal itu diumumkan lewat akun Twitter BPNB @BNPB_Indonesia.

“Beredar di media sosial dan WhatsApp Group video kerusakan dengan narasi dampak akibat gempa M 6,0 lepas pantai Tuban siang tadi. Narasi video tersebut HOAKS karena video diatas adalah video dampak gempa Cianjur tahun 2022,” tulis BNPB.

BACA JUGA: Bantuan Gempa Cianjur Tahap 4 Masih Bermasalah, Dana Rp118 Miliar Harus Dikembalikan ke Pemerintah Pusat

Penyebab Gempa di Jawa Timur

Dalam pernyataan di laman resmi BNPB, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan, gempa Tuban berpusat di laut dengan titik episentrum 5.74 LS dan 112.32 BT dengan kedalaman 10 Km.

“Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB, gempa tercatat berada di lokasi 132 km TimurLaut Tuban-Jatim, 152 km TimurLaut Rembang-Jateng, 153 km BaratLaut Lamongan-Jatim, dan 175 km BaratLaut Surabaya-Jatim,” tulis dia.

Gempa tersebut dirasakan sedang di Kabupaten Tuban selama sekitar 15 detik. Selain itu, gempa itu juga dirasakan wilayah lain, seperti Kabupaten Rembang selama 5 sampai 20 detik.

“Gempa tersebut turut membuat masyarakat sempat panik dan melakukan evakuasi mandiri keluar rumah. Di laporkan juga sebagian besar pasien di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban harus dievakuasi ke halaman rumah sakit sebagai bentuk kesiapsiagaan,” ucap dia.

Dari analisis BMKG berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, lanjut dia, gempa bumi di Tuban merupakan gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif di laut Jawa.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip). Gempa ini juga diikuti oleh gempa susulan sebanyak 16 kali dengan kekuatan guncangan fluktuatif mulai 4,4 SR hingga 3,5 SR,” lanjut dia.

Sejumlah pasien di Rumah Sakit Nadhlatul Ulama, Kabupaten Tuban dievakuasi ke halaman rumah sakit menyusul dirasakannya gempa yang terjadi, Jumat (22/3). (Pusdalops BNPB)

Akibat gempa itu, BPBD Kabupaten Tuban melaporkan sebuah rumah rusak di area dapur dan merobohkan sebuah  balai desa. Gempa yang juga dirasakan di Gresik ini pun meruskan sebuah masjid Rumah Sakit di Kepulauan Bawean, Kabupaten Gresik.

“Hingga siaran pers ini dirilis, tidak ada korban jiwa pasca kejadian ini, kendati demikian BPBD Tuban, Rembang dan Gresik terus melakukan monitoring dan pendataan dampak gempa yang terjadi guna memastikan kondisi dan penanganan lebih lanjut,” kata dia.

BNPB mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa dan dan pantau informasi terkini dari instansi berwenang seperti BNPB, BMKG, serta pemerintah daerah setempat untuk menghindari misinformasi,” ungkap dia.

BACA JUGA: BNPB Sebut Data Korban Gempa Cianjur Banyak Masalah, Begini Dampaknya

Gempa Tuban Mengguncang Sebanyak 58 Kali

Dari update BNPB, Abdul Muhari menyebut gempa kembali mengguncang Kabupaten Tuban, Jawa Timur, pada Jumat (22/3/2023), pukul 15.52 WIB.

Gempa susulan berkekuatan 6,5 Magnitudo ini lebih besar dari yang pertama yakni M 6,0. Guncangan gempa itu meluas sampai dirasakan di Kota Surabaya.

“Gempa ini berpusat di laut dengan titik episentrum 5.74 LS dan 112.32 BT dengan kedalaman 10 Km. Laporan yang diterima menunjukkan rincian gempa susulan yang terjadi di Kabupaten Tuban, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya ini telah terjadi sebanyak 58 kali,” kata dia.

Dari data Pusdalops BNPB, gempa Tuban ini dirasakan di empat kecamatan seperti Kecamatan Soko, Kecamatan Parengan, Kecamatan Bangilan, Kecamatan Rengel, Kecamatan Semanding, dan Kecamatan Tambah.

“Sedangkan untuk wilayah Gresik, gempa tersebut dirasakan di dua kecamatan yakni Sangkapura dan Kecamatan Tambak, dan di Kota Surabaya yakni Kecamatan Simokerto, Kecamatan Mulyorejo, dan Kecamatan Genteng,” ujar Abdul Muhari.

Menurut data terakhir hingga pukul 18.00 WIB, lanjut dia, ada sebanyak 12 kepala keluarga (KK) terdampak akibat gempa Tuban dan dua orang mengalami luka ringan karena tertimpa reruntuhan bangunan.

“Adapun kerugian materil dari dampak gempa bumi ini meliputi 4 unit rumah rusak berat, 13 unit rumah rusak ringan, 42 unit rumah rusak ringan, 1 unit balai desa rusak berat, 4 unit fasilitas kesehatan rusak ringan, 2 unit Sarana Pendidikan rusak ringan, 1 unit Sarana Pendidikan (Ponpes) rusak sedang, 2 unit Fasilitas Perkantoran rusak ringan, dan merusak dua unit sarana ibadah,” tulis Abdul Muhari.

Hingga saat ini BPBD Kabupaten Tuban, Gresik, dan Rembang tengah melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan instansi terkait guna melakukan penanganan lebih lanjut. Warga juga diimbau menghindari dari bangunan retak atau rusak akibat gempa itu.

“BNPB mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Salah satunya adalah video kerusakan dan dampak akibat gempa yang beredar viral di sosial media terkait gempa di Kabupaten Tuban,” ujar dia.

 

Exit mobile version