Berita

Viral Sampai Bangladesh, Ini Sejarah Alun-alun Cianjur

Hancur Karena Letusan Gunung Gede

Pada tahun 1879, Masjid Agung alun-alun ini pernah hancur akibat letusan Gunung Gede, hingga bangunan mengalami kerusakan berat. Tidak lama, kemudian satu tahun setelah peristiwa letusan Gunung Gede yakni pada 1880, Mesjid Agung alun-alun Cianjur kembali dibangun oleh RH Soelaeman,yang pada waktu itu memegang posisi sebagai penghulu Agung dibantu tokoh juga warga lainnya.

Bukan hanaya melakukan perbaikan, tetapi juga melakukan perluasan. Namun sepanjang tahun 1950 hingga 1974, bentuk arsitekturnya tetap dipertahankan, yaitu bangunan dengan atap persegi. Hingga sekarang pun masih beintukan dengan arsitektur sama, namun memiliki banyak penambahan arsitektur modern.

Terlebih pada bagian alun-alun, sejak dulu hanya dijadikan halaman dan taman. Namun setelah beratahun-tahun mengalami banyak perkembangan. Mulai dari menjadi taman sekaligus tempat olahraga masyarakat, hingga kini menjadi objek wisata yang luar biasa.

Sumber Penghidupan 4000 Pedagang 

Sebelum megah seperti sekarang, Alun-alun Cianjur dulunya adalah Pasar Induk Cianjur (PIC). Di pasar itu, hampir 4.000 pedagang. Ditambah tukang parkir, tukang becak, pemilik delman, penjual tas plastik keliling, kuli angkut, sampai sales penjual berbagai produk.

Pada awal 2013, tersiar kabar bahwa PIC akan digusur dan para pedagang dipindahkan di pasar yang baru di dekat Terminal Pasir Hayam (PIC sekarang). Namun kebanyakan pedagang menolak, dan dengan kukuh tetap bertahan di tempat berdagangnya dengan berbagai alsan yang telah dijelaskan.

Hingga suatu ketika, Selasa 27 Agustus 2013, sekitar pukul 01.30 WIB dini hari, api melalap habis seluruh bangunan PIC. Ribuan toko, kios dan warung milik pedagang habis, ludes, gosong, tak ada yang bisa diselamatkan. Hal ini memberikan banyak kerugian bagi para pedagang hingga banyak di antara mereka yang tidak bisa berdagang kembali.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button