CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Sebuah kelompok yang mengatasnamakan “Aliansi Dokter Dunia” di Eropa belum lama ini membuat gaduh dunia sosial. Dalam video berdurasi sembilan menit lebih itu terlihat, sejumlah dokter yang mewakili Jerman, Belanda, Swedia, Irlandia, dan Inggris itu menyatakan bahwa virus corona adalah virus flu biasa dan tidak ada pandemi Covid-19.
Mereka menyebut, hasil penelitian yang mereka lakukan membuktikan bahwa Covid-19 penuh dengan kebohongan, penuh rekayasa, dan membuat orang punya rasa takut, kehilangan pekerjaan, dan kehilangan kebebasan.
Hasil penyelidikan mereka juga menyebut bahaya Covid-19 tidak seperti yang disampaikan politisi dan media. Karena itu, mereka menuntut agar kondisi normal baru dan kembali ke normal yang lama tidak digunakan lagi.
Mereka juga menyerukan agar tidak ada lagi penggunaan masker, jaga jarak, dan wajib cuci tangan. “Kami semua mengatakan peristiwa Covid-19 ini tidaklah benar,” ungkap Heiko Schoning yang mengaku dokter medis dari Jerman.
Video ini telah dihapus dari YouTube dan sebagian dari videonya beredar di Facebook dan platform sosial media lain seperti, WhatsApp dan Instagram.
Faktanya, para ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan berbagai ilmuwan mengatakan, tidak ada bukti ilmiah virus Corona (Covid-19) kini kehilangan potensinya atau tidak mematikan lagi seperti awal penyebarannya.
Ahli Epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove, serta beberapa ahli virus dan penyakit menular mengatakan, tidak ada data menunjukkan virus corona berubah secara signifikan, baik dalam bentuk transmisi atau dalam tingkat keparahan penyakit seperti yang dikatakan seperti dilansir Reuters. “Dalam hal penularan, tidak berubah, dalam hal keparahan, juga tidak ada yang berubah,” jelas Van Kerkhove.
Mengenai adanya pernyataan Covid-19 merupakan virus flu biasa, WHO menyatakan Covid-19 menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada influenza musiman.
Banyak orang di seluruh dunia telah membangun kekebalan terhadap jenis flu musiman. Covid-19 adalah virus baru yang tidak memiliki kekebalan. Artinya, semakin banyak orang yang rentan terhadap infeksi, dan beberapa akan menderita penyakit parah.
Sementara itu, menanggapi statemen Aliansi Dokter Dunia itu, Juru Bicara Satgas Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menegaskan, pernyataan dalam video tersebut tidak benar.
“Konten pada video yang disebarkan oleh kelompok Aliansi Dokter Dunia dalam dunia akademis termasuk ke dalam misinformasi,” tegasnya.
Bahayanya, narasi yang disebar dalam video tersebut bisa menimbulkan makna keliru pada publik terkait pandemi. Menurutnya, hal ini disebabkan karena virus memang tak kasat mata. Kehadirannya baru dapat dirasakan saat mikroorganisme khususnya yang bersifat pathogen tersebut dapat menimbulkan manifestasi gejala penyakit pada makhluk hidup.
Wiku menekankan, warga harus mampu memilah mana informasi yang benar. Sumber informasi terpercaya antara lain seperti WHO, PBB, dan CDC. Sedangkan untuk Indonesia, bisa bersumber dari Kementerian Kesehatan dan Satgas Covid-19.
“Misinformasi dapat mempengaruhi respon individu terhadap informasi,” lanjutnya.
Hal senada disampaikan dr Vito A Damay SpJP, dokter yang juga presenter, sekaligus relawan Covid-19, menurutnya, saking banyaknya hoax yang beredar, informasi menyesatkan semacam itu belakangan ini tampaknya mulai tidak dipedulikan.
“Kalau aku lihat sih warta nggak percaya. Rasanya mereka sudah jenuh karena berkali kali hoax soal Covid. Sebagian lagi saking sudah tidak peduli dan bosan,” tandasnya.(sis/bbs)