Virus Nipah! Ancaman Pandemi Baru Asal Malaysia, Tingkat Kematian hingga 75 Persen
![Virus Nipah! Ancaman Pandemi Baru Asal Malaysia, Tingkat Kematian hingga 75 Persen](/wp-content/uploads/2021/01/images-38.jpeg)
Apalagi di tengah kondisi pandemi virus corona (Covid-19) ini, ia meminta seluruh pihak tetap bersama-sama mengencangkan sabuk untuk menghalau potensi terjadinya epidemi hingga pandemi baru di Indonesia.
“Sehingga ada kemungkinan penyebaran virus nipah melalui kelelawar atau melalui perdagangan babi yang ilegal dari Malaysia ke Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu, Epidemiolog Universitas Griffith, Dicky Budiman menyebut, virus nipah menular di satu populasi. Maka sebarannya bisa menghabiskan tiga perempat populasi itu. Sehingga, hal inilah yang menurut Dicky menjadi penyebab virus berada di daftar teratas virus yang diwaspadai menjadi pandemi berikutnya.
“Angka kematiannya bisa sampai 75 persen, yang membuat dia juga bisa menjadi pandemi lalu dia mudah dan cepat menular. Itu berarti tiga dari empat orang yang tertular bisa meninggal, itu tinggi sekali,” kata Dicky.
Selain itu, virus nipah harus diwaspadai dengan serius karena memiliki manifestasi klinis atau gejala klinis yang bervariasi. Ada yang bergejala sampai menyebabkan gangguan pernapasan hingga ensefalitis atau radang otak.
Kemudian hal yang tidak luput menjadi perhatian adalah kesiapan pemerintah dalam mempertebal sistem dan fasilitas kesehatan dalam negeri. Menurutnya, dengan virus nipah ini pemerintah harus siap dengan lonjakan kematian berkali lipat.
“Tentu kalau kita tidak siap sistem kesehatan kita akan lebih banyak kasus kematiannya. Karena bisa jadi double atau triple jumlah kematiannya,” ucapnya.
Virus Nipah menyebar pertama kali di Malaysia pada 1999. Diduga hampir 300 orang tertular virus itu dari kawanan babi yang terinfeksi. Babi itu diduga sakit karena terjangkit virus Nipah, setelah menyantap sisa buah yang dimakan oleh kelelawar dari famili Pteropodidae yang membawa virus itu.