Wajib Baca! Delirium, Gejala Baru yang Dialami Pasien Covid-19 Khususnya Lansia
Penelitian tersebut mencatat bahwa temuan ini menunjukkan pentingnya klinis memasukkan Delirium pada daftar periksa pasien yang menunjukkan tanda dan gejala Covid-19.
Gangguan Delirium yang ditandai dengan empat ciri, yaitu gangguan kesadaran sampai koma, gangguan kognitif disorientasi sampai tidak bisa membedakan mana realita dan khayalan, gangguan emosi dan kecemasan, serta gangguan tidur. Kondisi ini sifatnya dinamis alias berubah-ubah.
Sebuah temuan dari Journal of Clinical Immunology and Immunotherapy menunjukkan bahwa kemungkinan berkembangnya Delirium juga tergantung pada gejala neurologis ringan lainnya, seperti hilangnya indra penciuman atau pengecap.
Penelitian tersebut juga mengamati pada tingkat paling awal, delirium dapat dipicu oleh tiga faktor, yakni:
- Hypoxia
Ketika jaringan otak kekurangan kadar oksigen, yang dapat menyebabkan pembengkakan saraf dan edema, dan menyebabkan kerusakan eksternal atau internal di otak. - Peradangan
Badai sitokin, ketika sistem kekebalan menjadi terlalu aktif dan menyerang organ-organ juga bertanggung jawab untuk mengubah atau merusak fungsi otak. - Toksisitas neuronal
Ini dianggap sebagai komplikasi yang jarang terjadi, ketika virus Sars-Cov-2 secara langsung mengganggu fungsi saraf pada tingkat sel, bahkan sebelum mencapai rongga paru-paru.(ct7/sis)