Wakil Menteri Pertanian Jelaskan Alasan Belum Ada Susu dalam Program Makanan Bergizi Gratis

CIANJURUPDATE.COM – Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono memberikan penjelasan terkait alasan mengapa tidak semua daerah menerima susu dalam Program Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Ia menekankan, Presiden Prabowo Subianto sebenarnya ingin agar semua anak-anak Indonesia mendapatkan susu. Namun, faktanya, produksi susu dalam negeri masih belum mencukupi kebutuhan.

Menurut Sudaryono, meskipun susu menjadi salah satu komponen penting dalam program ini, pemerintah harus mencari alternatif karena ketergantungan pada impor masih tinggi.

BACA JUGA: Luhut Ajak Masyarakat Tunggu Sebulan Sebelum Kritik Program Makan Bergizi Gratis

Oleh karena itu, sebagai langkah sementara, pemerintah menggantikan sumber protein susu dengan bahan lain yang lebih mudah didapat.

“Kalau masih impor, kita substitusi dulu (dengan) sumber protein lain,” ujar Sudaryono dilansir RRI pada Kamis (16/1/25).

Ia juga menambahkan, sebagai solusi jangka panjang, pemerintah akan mendatangkan sapi hidup dari luar negeri secara bertahap untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri. Tahun 2025 ini, diharapkan sekitar 200 ribu sapi akan masuk ke Indonesia, tidak hanya dari Australia, tetapi juga negara lain yang terdaftar.

BACA JUGA: Ini Spesifikasi Rumah yang Diterima 200 Korban Gempa Cianjur

“Ini kan PP-nya baru selesai, jadi kita bisa mendatangkan sapi dari beberapa negara selain Australia,” jelas Sudaryono.

Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa susu dalam Program MBG diprioritaskan untuk daerah yang memiliki peternakan sapi perah.

Di daerah yang tidak memiliki peternakan sapi perah, sumber protein akan diganti dengan bahan lain seperti ikan dan telur, guna mengurangi ketergantungan pada impor susu.

BACA JUGA: Patrick Kluivert Siapkan Mitchel Bakker Gabung Timnas Indonesia, Ini Update Terbarunya

Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memastikan gizi anak-anak Indonesia tetap terjaga.

Exit mobile version