CIANJURUPDATE.COM – Prilaku penyimpangan seksual seperti lesbi, gay, biseksual dan transgender (LGBT), akhir-akhir ini menyita perhatian masyarakat Cianjur dengan mulai banyaknya kasus LGBT yang mencuat ke publik.
Hal ini, tentunya menjadi kekhawatiran bagi para orang tua, berikut Cianjur Update akan mengulas apa saja faktor penyebab seseorang bisa memiliki prilaku penyimpangan seksual LGBT.
Konselor Psikologi Pusat Pelayanan Terpadu Perindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Cianjur, Sri Tedjaningsih, mengungkapkan ada banyak faktor seseorang bisa memiliki prilaku penyimpangan seksual LGBT.
“Untuk faktornya banyak, diantaranya bisa karena adanya trauma, pola asuh orang tua, ligkungan atau bahkan ada juga yang memang memiliki kelainan hormon,” ujar Sri Tedjaningsih.
BACA JUGA: Rahasia Kelam LGBT di Cianjur Terungkap: Pembunuhan dan Kekerasan Mengerikan Terjadi!
Penyebab Seseorang Bisa Menjadi LGBT
Berikut penjelasan rinci dari ke empat faktor di atas:
1. Trauma
Hal ini biasanya terjadi pada seseorang yang pernah mengalami prilaku tidak menyenangkan dari lawan jenis yang melekat di dalam hati, misal pembulian, kekerasan seksual atau bisa juga trauma karena melihat tindakan kekerasan di dalam rumah.
“Ada beberapa kasus yang memang ternyata penyebabnya adalah trauma di masa lalu, misal pada saat dia kecil dia melihat ibunya menerima kekerasan dari ayah, atau juga terjadi perselingkuhan. Tidak sedikit pada akhirnya itu menjadi trauma bagi anak,” jelasnya.
2. Pola asuh
Peranan orang tua bagi pertumbuhan dan prilaku seseorang sangatlah penting dan memiliki dampak yang besar, dalam hal ini, orang tua menjadi fondasi dasar seseorang memiliki akses edukasi seksual baik secara biologi maupun secara agama.
“Lingkungan rumah ini menjadi hal dasar yah bagi seorang anak, apa yang terjadi di dalam rumah pengaruhnya akan sangat besar bagi tumbuh kembang juga bagi perilakukanya,” kata dia.
Oleh karena itu, lanjut dia, memberikan pemahaman terhadap anak tentang edukasi seksual oleh orang tua sangatlah penting.
“Misal orang tua memberitahu bagaimana seorang anak laki-laki berpakaian, anak perempuan bagaimana, karena suka ada ya orang tua yang awalnya lucu-lucuan misal anak laki-laki dipaikan aksesoris perempuan nah hal sekecil itu pun juga bisa mempengaruhi si anak makannya orang tua harus sangat berhati-hati,” bebernya.
BACA JUGA: Sudah Ada Dua Kasus Gay Cabul dan Saling Membunuh di Cianjur, Kok Bisa Begini?
3. Lingkungan
Lingkungan menjadi salah satu faktor yang cukup besar, setidaknya 45 persen lingkungan dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Beberapa diantara seseorang yang memiliki penyimpangan seksual juga mengakui bahwa pergaulan yang mempengaruhinya memiliki orientasi seksual yang menyimpang.
“Kita juga harus berhati-hati yah dengan lingkungan, karena faktor lingkungan ini biasanya bisa merubah kita secara tidak sadar, misal karena di lingkungan kita banyak yang melakukan penyimpangan seksual lama-lama seseorang menganggap itu adalah hal yang biasa, akhirnya yang dikhawatirkan dan juga sering terjadi hal itu dinormalisasi,” paparnya.
4. Kelainan hormon
Kelainan hormon atau hormon seksual yang tidak seimbang, juga bisa menjadi salah satu faktor seseorang memiliki orientasi seksual yang tidak seharusnya, hal ini memang dipengaruhi oleh kondisi biologis seseorang. Namun, untuk hal ini tidak bisa disimpulkan begitu saja, perlu adanya peninjauan oleh dokter terkait kondisi hormonnya tersebutr,
“Untuk kelainan hormon atau genetik itu ada beberapa jenis kelinan, diantaranya yaitu adanya kelainan kromosom, seperti eperti sindrom Klinefelter (XXY) pada pria atau sindrom Turner (XO) pada wanita dapat menyebabkan gangguan hormonal yang mempengaruhi perkembangan seksual dan identitas gender,” katanya.
BACA JUGA: Pelaku Pembunuhan di Hotel Cianjur Ternyata Gay, Apakah Benar Cinta Terlarang Jadi Motif?
Dari keempat faktor diatas tentunya bisa menjadi perhatian bagi kita, khususnya bagi para orang tua agar bisa mengantisipasi persoalan penyimpangan seksual ini sedini mungkin, salah satunya dengan memberikan Pendidikan seksual sejak dini.
Adapun untuk para orang tua yang melihat atau merasakan ada hal yang diluar seharusnya pada anak dalam persoalan seksual, agar bisa segera melakukan tindakan seperti membawa anak ke psikolog.
“Saya pun, mememang beberapa kali yah menangani kasus penyimpangan seksual pada anak, itu memang ada yang orang tuanya meminta bantuan ke kita lalu kita lakukan pendekatan kepada anak,” pungkasnya.