CIANJURUPDATE.COM – Pascagempa dahsyat yang mengguncang Kabupaten Cianjur pada 21 November 2022 dengan magnitudo 5,6 Mw, sejumlah wilayah kini mengalami peningkatan stres geologi yang berpotensi memicu bencana susulan.
Studi terbaru dari Jurnal Geofisika (2024) yang ditulis oleh Faradilla Firdani Harefa, Lailatul Husna Lubis, dan Ratni Sirait dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara mengungkap dampak perubahan Coulomb Stress di beberapa kecamatan yang terdampak.
Peningkatan Stres di Sejumlah Wilayah
Berdasarkan penelitian tersebut, gempa Cianjur menyebabkan terbentuknya delapan lobus stress, dengan empat lobus merah yang menunjukkan peningkatan tekanan di wilayah-wilayah berikut:
- Kecamatan Cipanas dan Pacet, Cianjur (Utara)
- Kecamatan Cugenang, Cianjur (Timur)
- Kecamatan Cireunghas, Sukabumi (Selatan)
- Kecamatan Cikole, Sukabumi (Barat Daya hingga Barat)
Keempat wilayah ini mengalami peningkatan tekanan dengan nilai 0 hingga 0,2 bar, yang berpotensi meningkatkan aktivitas seismik di masa mendatang.
Sementara itu, empat lobus biru yang menunjukkan penurunan tekanan ditemukan di Kecamatan Sukaresmi, Warungkondang, Cibeber, Cilaku, Sukaraja, Sukabumi, Sukalarang, Nagrak, Kadudampit, dan Caringin.
BACA JUGA: Gempa 2,3 Magnitudo Gemparkan Warga Cianjur
Ancaman dan Dampak bagi Masyarakat
Dampak dari peningkatan stres ini dapat dirasakan dalam berbagai bentuk, mulai dari kemungkinan gempa susulan, retakan tanah, hingga ketidakstabilan struktur bangunan di wilayah-wilayah terdampak.
Penelitian tersebut juga mencatat bahwa gempa susulan lebih banyak terjadi di Kecamatan Cugenang dan sebagian ke Kecamatan Warungkondang, yang diduga karena kondisi geologi yang tersusun atas batuan breksi dan lahar Gunungapi Gede yang lunak dan lapuk.
BNPB mencatat, gempa bumi Cianjur 2022 telah menelan 272 korban jiwa, merusak 56.311 bangunan, dan menyebabkan lebih dari 2.046 orang mengalami luka-luka.
Dengan adanya peningkatan tekanan ini, para ahli mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa lanjutan.
BACA JUGA: Mensos Beri Motivasi pada 200 Korban Gempa Cianjur, Bahas Soal Hidup Bersih dan Produktif
Mitigasi dan Langkah Antisipasi
Pemerintah daerah bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan stres geologi di wilayah terdampak.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk lebih memahami struktur tanah di daerahnya dan memastikan bangunan tempat tinggal mereka tahan gempa.
Dalam situasi seperti ini, mitigasi menjadi kunci utama untuk mengurangi dampak bencana.
Para ahli merekomendasikan peningkatan edukasi kebencanaan serta pemetaan wilayah rawan sebagai langkah strategis dalam menghadapi potensi gempa di masa depan.