Berita

WHO Wajibkan Pasien Isolasi Mandiri Covid-19 Punya Oximeter, Apa Itu?

Selain itu, WHO juga menyarankan pasien Covid-19 ditempatkan dalam posisi tertentu yang disebut efektif meningkatkan aliran oksigen.

“WHO menyarankan dokter untuk menempatkan pasien dalam posisi tengkurap, di depan mereka, yang terbukti meningkatkan aliran oksigen,” ujarnya.

Rekomendasi WHO untuk mencegah penggumpalan darah pada pasien Covid-19 pun disampaikan secara jelas.

“Juga kami merekomendasikan dan menyarankan penggunaan antikoagulan dosis rendah untuk mencegah penggumpalan darah di pembuluh darah. Kami menyarankan penggunaan dosis yang lebih rendah daripada dosis yang lebih tinggi karena dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lain,” kata Harris.

Senada, Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, dr Adria Rusli, SpP(K), menyarankan mendeteksi awal gejala happy hypoxia pada Covid-19 dengan pulse oximeter. Lalu, bagaimana cara kerjanya?

“Itu ya bisa mengukur kadar oksigen di jaringan, dia sangat sederhana, kita taruh di ujung telunjuk jari kita. Dia mensensor kadar oksigen di dalam jaringan kita, di jari itu, nah itu memang bisa sebagai alat pendeteksi dini lah,” kata dr Adria Rusli.

Ia pun menjelaskan cara kerja oximeter yang cukup mudah, yaitu tinggal tempel di jari tunggu beberapa menit, keluar angkanya, dan akan terlihat saturasi oksigennya.

“Ujung jari kan yang paling jauh dari jantung ya, jadi kan itu peredaran darah sangat gampang lah, representatif untuk bisa menggambarkan di jaringan semuanya,” sebutnya.

dr Adria menilai, penggunaan pulse oximeter di jari memberikan gambaran terkait kondisi di dalam jaringan seseorang. Namun, jika mendeteksi kadar oksigen di dalam darah tidak bisa menggunakan pulse oximeter. Maka dari itu, ia menyarankan pulse oximeter digunakan sebagai alat deteksi dini gejala happy hypoxia Covid-19.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button