CIANJURUPDATE.COM, Brasil - Sebuah patung raksasa berbentuk vagina mendadak viral saat dipamerkan pada museum terbuka di negara bagian Pernambuco, Brasil, Amerika Selatan. Patung yang menuai kontroversi tersebut menjadi perdebatan antara kaum kiri dan konservatif, termasuk kaum sayap kanan yang dekat dengan Presiden Jair Bolsonaro. Sebagaimana dilansir Reuters, patung yang diberi nama Diva itu dibuat dari beton dan resin dengan panjang 33 meter. Patung itu dibuat oleh seniman Juliana Notari yang diletakkan di lereng bukit museum terbuka. Notari pun mengunggah foto Diva pada 30 Desember 2020 lalu. Notari menjelaskan, bahwa patung itu menggambarkan vagina dan luka yang mempertanyakan hubungan antara alam dan budaya dalam masyarakat falosentris dan antroposentris. Patung vagina raksasa ini memicu pertanyaan 'problematisasi gender'. Ia merinci bagaimana lebih dari 20 pria mengerjakan patung buatan tangan itu. Ukuran lebar patung vagina raksasa ini yakni 16 meter dan kedalamannya sendiri mencapai 6 meter. Seiring berjalannya waktu, patung itu pun menjadi kontroversi yang diperdebatkan sejumlah pihak dengan pandangan yang berbeda. "Sejumlah masalah ini menjadi semakin mendesak hari ini," tulis Notari pada Facebook pribadinya. Perdebatan tersebut terjadi pada kolom komentar unggahan Notari mengenai Diva dalam Facebook pribadinya. Kurang lebih sebanyak 25 ribu orang lebih mengomentari unggahan tersebut, baik yang mendukung atau mengkritik. "Dengan segala hormat, saya tidak menyukainya. Bayangkan saya berjalan dengan anak perempuan saya yang masih kecil di taman ini dan mereka bertanya… Ayah, apa ini? Apa yang akan saya jawab?," tulis seorang netizen. Komentar itu dijawab oleh netizen lain yang secara tidak langsung mendukung notari. "Dengan segala hormat, Anda dapat mengajari putri Anda untuk tidak malu dengan alat kelamin mereka sendiri," jawab seorang netizen. Pun mentor politik Bolsonari, Olavo de Carvalho, mengecam karya Notari lewat akun twitter. Ia seperti mengusulkan patung penis raksasa sebagai cara untuk menandingi Diva. Kicauan itu cukup menarik banyak perhatian. Kurang lebih kicauan itu telah dikicaukan ulang sebanyak 700 kaNetizen turut mengomentari patung vagina raksasa di Brasil yang menjadi kontroversi. Salah satu netizen yang memberikan komentar adalah pengguna akun @ZIDYACICCONE. Secara tidak langsung ia menjelaskan bahwa patung vagina itu merupakan gambaran dari ibu pertiwi. "Well it's mother nature [Itu adalah ibu pertiwi]," tulis @ZIDYACICCONE. Selain itu, ada pula yang mempertanyakan maksud dan tujuan dari pembuatan patung tersebut. Mereka adalah pengguna akun @dokterSatuResep dan @Callmehuang. Di akun Facebook, unggahan berita itu juga banyak sekali dikomentari netizen. Di antaranya ada yang menyinggung aktor gaek film dewasa asal Jepang dengan nama julukan Kakek Sugiono. "Kalo kalian belum tau disitulah tempat pertapaan Kakek Sugiono, jika anda berminat untuk bertapa disitu dijamin bisa mewarisi ilmu Sang Kakek yg Melegenda sepanjang zaman," salah satu akun mengomentari unggahan itu. "Berita ini jauh lebih penting daripada berita Corona, berita ini membuat kita tertawa dan berita Corona membuat kita pusing," netizen lain menambahkan. "Organ seks tidak diciptakan untuk dikagumi, apalagi disebut seni," tulis salah satu pengguna Facebook. "Ini tidak berpengaruh dan tidak perlu dan tidak ada artinya. Anda melakukan ini karena Anda tahu akan ada kritik dan itulah yang Anda inginkan, publisitas," tambah dia. "Apa tidak cukup melihat begitu banyak wanita pamer bokongnya, memakai celana pendek atau rok mini, sekarang ada vagina di lapangan terbuka," kata komentator lainnya. "Ini, bagi saya, tidak pernah bisa disebut seni," tambah dia. Namun, ada juga yang memuji pekerjaan seni vagina raksasa itu, termasuk Kleber Mendonça Filho, seorang sutradara film. "Kerja bagus Juliana Notari, membuat pria membuat vagina sepanjang 30 meter di Pernambuco, selama kepresidenan Bolsonaro," cuitnya. "Reaksi terhadap karya seni mencerminkan kesuksesannya," imbuh dia. Patung Diva adalah yang terbaru dari serangkaian karya seni Notari yang membahas gagasan tentang luka. "Itu salah satu luka terbesar yang pernah saya buat. Luka ini, bagaimanapun, jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan trauma perbudakan, pekerjaan yang tidak terlindungi, ekosida, dan trauma kekerasan yang terjadi di Usina ini, seperti di properti kolonial swasta lainnya," paparnya. "Meskipun saya tahu itu adalah karya seni yang memiliki dampak, saya tidak pernah berpikir orang akan membenci atau bahwa tanggapannya akan mengambil proporsi besar di media sosial," kata Notari. Diva adalah karya seni patung vagina raksasa yang memungkinkan pemotongan struktur patriarki di Brasil. "Karena, itu yang terus diperkuat oleh wacana kebencian sayap kanan Jair Bolsonaro," ujarnya.(sis)