1.400 Balita di Cianjur Alami Stunting, Dinkes: Kebanyakan Makanan Instan
CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur menyebut 1.400 dari 200 ribu balita mengalami stunting. Hal itu terungkap menurut perhitungan aplikasi pencatatan elektronik pelaporan balita berbasis masyarakat.
Hingga kini, Dinkes Cianjur masih menunggu hasil dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) sampai pertengahan Oktober. Kini, status Cianjur masuk ke dalam Locus Stunting yang harus diperhatikan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Irvan Nur Fauzy mengatakan, pelaporan kasus stunting saat ini sudah masuk sekitar 90 persen. Menurut data tersebut, sebanyak 7 persen balita di Cianjur alami stunting.
“Berdasarkan data sekitar 1.400 balita mengalami stunting dari 200 ribu balita yang ada di Kabupaten Cianjur, data itu masih kami tunggu sampai 100 persen, karena kalau masih 90 persen takut yang 10 persen itu yang mengalami stunting,” kata dia kepada wartawan, Kamis (6/10/2022).
BACA JUGA: Targetkan Capaian 1,64 Triliun, Dinas Perizinan Gelar Bimtek Kepada Pelaku Usaha di Cianjur
Irvan menilai, kawasan perkotaan adalah posisi rawan penderita stunting. Sebab, masyarakat di perkotaan lebih banyak mengonsumsi makanan instan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan balita.
“Kalau di pelosok sebenarnya lebih mudah mendapatkan makanan yang bergizi dan berprotein, seperti belut, ikan, dan lainnya, tapi kalau di kota kan kebanyakan makanan instan,” terangnya.
Kasus stunting di Kabupaten Cianjur sendiri masuk dalam kasus yang harus diperhatikan. Sebab, hingga sekarang masih banyak kasus dan masuk kategori kedua terendah di Provinsi Jawa Barat.
“Antisipasi kedepannya akan ada locus stunting yang berlokasi di 77 Desa di Kabupaten Cianjur, nanti akan dibuatkan mana saja Wilayah dengan kasus stunting yang banyak,” jelasnya.