Debit Air Tinggi Jadi Berkah Tersendiri Para Pencari Pasir di Sungai Ciguntur Pacet
Menurutnya, satu hari biasnya ia kerap mendapatkan dua kubik bahkan lebih ketika usai hujan deras melanda.
“Iya kalau, di musim hujan kami sering dapatkan dua kubik bahkan lebih,” kata dia.
Dadang seorang kepala keluarga yang mempunyai anak 3 tersebut menuturkan, ia menjual hasil mencari pasir di sungainya kepenampungan pasir oleh tengkulak di bandrol dengan harga Rp180 ribu untuk tiap satu engkel (mobil truk kecil). Sementara tengkulak itu menjual ke konsumen sebesar Rp350 ribu.
“Jumlah Rp180 ribu terkadang dibagi dua lagi atau bagi paro dengan sesama penambang lain yang sama-sama mencari pasir di sungai ini,” ucap dia.
Sementara itu, lanjut Dadang, pada musim kemarau panjang, para pencari pasir sungai tidak melakukan aktivitas kerja mencari pasir, sebab tidak ada. Sehingga membanting stir dengan bertani atau kerja serabutan mencangkul di kebun orang.
“Yah paling-paling mengalihkan kegiatan lain menjadi buruh, mencangkul kebun sayur yang lokasi tersebut tidak jauh dari rumah untuk makan sehari-hari dan membiayai anak sekolah,” ujarnya.
Dirinya bersyukur masih menerima bantuan yang diberikan oleh Pemerintah. “Alhamdulilah kalau bantuan dari Pemerintah saya menerima PKH, BPNT,” tutup dia. (ren)