Berita

Menepis Kerentanan Ekonomi, Seniman Muda Cianjur Manfaatkan Ruang Digital

“Sementara di Cianjur umumnya para pelukis atau illustrator mereka terus berkarya di rumah masing-masing sampai karya mereka disorot oleh media, namun tak sedikit dari mereka inisiatif membuat komunitas dan membuat event kecil-kecilan di komunitasnya,” jelas dia.

Fauzi pun memberikan saran kepada Kabupaten Cianjur agar bisa lebih mengapresiasi seniman. Misalnya dengan membuat beasiswa seniman bagi. Selain itu, bisa dengan membuat sayembara illustrasi maskot kabupaten.

“Bisa dengan mengadakan beasiswa seniman khusunya bagi pelajar sehingga mereka tertarik untuk terus berkarya. Diandakannya sayembara ilustrasi maskot kota layaknya maskot piala dunia,” terang dia.

Baca Juga: Muslim Footballers Cianjur, Ukhuwah Dan Dakwah Modern

Berkarir di Cianjur, Seniman Muda Masih Punya Kesempatan di Ruang Digital

Opik Taupik (23), pelukis sketsa asal Cianjur.(Foto: Istimewa)

Berbeda halnya dengan Opik Taupik (23). Pelukis sketsa portrait ini sudah tiga tahun menggeluti bidang seni. Bahkan, dirinya menggunakan ruang digital yaitu akun Instagram @opiktaupik_art sebagai sarana promosi untuk mendapatkan pelanggan.

Pelukis yang juga pengajar diniyah ini mengatakan, belum pernah mendengar adanya pagelaran seni yang digelar di Kota Santri.

Meskipun begitu, ia menilai untuk bisa sukses di dunia seni, tidak harus berkarir di luar kota. Dengan ruang digital, pekerja seni bisa mendapatkan kesempatan yang potensial.

“Menurut saya tidak perlu keluar kota, untuk berkarir, di Cianjur juga cukup. Dengan digital. Melalui media sosial jangkauannya lebih luas. Lebih mudah,” kata dia.

“Kalo untuk karir zaman sekarang dengan sosial media, tidak perlu keluar kota untuk karya kita dikenal,” imbuh dia.

Meskipun begitu, Opik mengaku tidak pernah mendengar ada pagelaran seni yang digelar di Kabupaten Cianjur. Padahal, ia tertarik untuk mengikutinya.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5Laman berikutnya

Berita Terkait

Back to top button