Berita

Menepis Kerentanan Ekonomi, Seniman Muda Cianjur Manfaatkan Ruang Digital

“Cuman kalo ada pemeran, ingin mengikuti pameran dan lokasinya di luar kota apa, salahnya juga untuk mengikuti,” ucap dia.

Opik menjelaskan, profesi pelukis sketsa cukup menjanjikan di era digital saat ini. Pernyataan ini tentu menepis bahwa pekerja seni dekat dengan kerentanan ekonomi.

“Cukup menjanjikan. Harga sketsa ratusan bahkan bisa sampai jutaan. Walau ada namanya digital art. Tapi banyak yg lebih memilih seni tradisional (buatan tangan langsung) jadi peminat seni bakalan tetap ada malah di era digital jangkauannya lebih luas dengan bantuan sosial media dan lain sebagainya,” jelas dia.

Bahkan, Opik bisa menghasilkan Rp1 juta selama sebulan melukis sketsa portrait. Akan tetapi, selama pandemi Covid-19, orderan semakin menurun.

“Paling besar selama sebulan bisa mendapatkan Rp1 juta. Tapi, selama pandemi kemarin bahkan sempat nggak ada orderan sama sekali,” sebut dia.

Baca Juga: Era Digitalisasi, Banyak Ciptakan Lapangan Kerja

Kendati demikian, warga Kampung Lebe, Desa Sukawangi Kecamatan Warungkondang, Cianjur ini menjelaskan, harga lukisan sketsa tidak memiliki patokan yang pasti.

“Untuk harga relatif ga ada patokan yg pasti, tergantung yg buatnya mematok harga. Bisa lebih mahal bisa juga lebih murah. Tapi kalo tidak dipatok malah konsumen seenaknya memberikan harga,” ucap dia.

Ia pun mengaku tidak pernah mendapatkan cibiran, dengan kata lain menjelekkan hasil karyanya. Namun, ada hal unik yakni orang yang minta karya secara cuma-cuma.

“Kalau minta gratis malah banyak, kebanyakan yang minta gratis bukan teman, malah orang yang baru kenal di sosmed. Kenal juga engga malah minta gratis,” ungkap dia.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5Laman berikutnya

Berita Terkait

Back to top button