Berita

Starbucks Hadir di Cianjur, Bagaimana Nasib Kedai Kopi Lokal?

Dengan cuplikan sejarah di atas, tidak aneh apabila sekarang ada banyak kedai kopi lokal yang menjamur di Cianjur. Sebut saja yang menjadi pionir kedai kopi Cianjur yaitu Depdoo. Seiring berjalannya waktu, muncul kedai kopi lain seperti Lorong Temu, Riung Gunung, Kopi Unggun, Kilometer 95, dan lain sebagainya. Hal itu membuktikan bahwa Cianjur masih punya taring dalam memberdayakan hasil panen lokal dan mengulang sejarah yang kian terlupakan. 

Tetapi, ketika masa Covid-19 melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia, ada banyak kedai kopi lokal yang tutup sementara, pindah tempat, atau bahkan gulung tikar. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan lokal masih belum mendapatkan perhatian, bahkan ketika kondisi krisis sekali pun.

BACA JUGA: Hendak Menyalip, Mobil dan Truk Tabrakan di Ciloto Puncak Cipanas 

Sebut saja Kedai Kopi Coffee Ben. Kedai kopi yang awalnya berdiri di Jalan KH Abdullah Bin Nuh ini kini pindah ke Dewan Kesenian Cianjur (DKC). Kemudian, ada Kopi Kulo yang kini gulung tikar, meskipun bukan asli Cianjur, setidaknya kedai itu milik orang Indonesia.

Saat itu kedai kopi lokal seolah terpaksa harus bergerak sendiri di tengah ketidakpastian ekonomi. Beruntung kekuatan masyarakat masih bisa menguatkan dan saling membantu. Adanya jasa titip, ojek online, dan lain sebagainya, tetap membantu kedai kopi untuk hidup dan berhasil melewati masa Pandemi Covid-19.

Kini, kedai kopi lokal tengah berjuang untuk meningkatkan animo masyarakat. Kedai Kopi Unggun dengan acara musik indie kecil-kecilan atau diskusi ringannya. Kemudian, Kilometer 95 yang menggelar monolog sejarah, bekerja sama dengan sastrawan asal Cianjur Faisal Syahreza, dan masih banyak lagi.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button